Bobo.id - Ketika sedang berkumpul bersama teman, biasanya ada saja hal-hal lucu yang jadi bahan tertawa.
Jika ada satu orang tertawa, maka sepersekian detik kemudian, suara tawa makin ramai. Yap, semua tertawa!
Padahal, belum tentu semua orang menganggap suatu hal itu sama lucunya dengan orang yang tertawa.
Hal ini kemudian membuat banyak orang percaya kalau tertawa itu bisa menular, sama seperti menguap.
Hmm, kira-kira benar atau tidak ya tertawa bisa menular ke orang lain? Simak informasi berikut, yuk!
Kemampuan Otak Mengenali Kondisi
Tahukah teman-teman? Salah satu bagian tubuh kita yang tidak pernah berhenti bekerja adalah otak.
Yap, otak akan selalu bekerja. Ia tidak pernah berhenti bekerja, meskipun kita sedang tidur sekalipun.
Kemampuan luar biasa dari otak lainnya adalah ia bisa membantu kita mengenali kondisi sekeliling.
Meniru tindakan yang kita lihat di sekitar adalah cara alamiah untuk menunjukkan kita berempati.
Empati sendiri termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik.
Baca Juga: Mengapa Tertawa Terbahak-bahak Bisa Bikin Sakit Perut? Ini Penjelasannya
Salah satu sikap empati adalah dengan menirukan tindakan yang dilakukan orang lain, termasuk tertawa.
Tertawa Juga Bisa Menular
Sebuah ungkapan, "Tertawalah dan seluruh dunia akan tertawa bersamamu," ternyata ada benarnya, lo.
Ada sebuah penelitian yang menyebut kalau tertawa adalah fenomena sosial yang dapat menular ke orang lain.
Psikolog Robert Provine mengungkap, manusia 30 kali lebih mungkin tertawa dengan orang lain daripada sendiri.
Ia juga menuliskan bahwa tawa yang menular melibatkan komunikasi antar manusia dari otak ke otak.
Ketika pertama kali tertawa dilihat atau didengar, maka informasi tawa itu akan dibawa ke area otak.
Seorang ahli saraf bernama Sophie Scott mengatakan, otak manusia menyukai sesuatu yang menyenangkan.
Jadi, suara tertawa akan menular dengan mudah, walau tidak semua orang memahami bahan leluconnya.
Ikut Tertawa Adalah Respons Alami
Cara seseorang bereaksi terhadap suara sebenarnya tergantung pada wilayah korteks premotorik di otak.
Baca Juga: Mengapa Kita Langsung Tertawa saat Digelitik? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Bersumber dari Science ABC, wilayah ini bertanggung jawab bagaimana otot wajah bereaksi terhadap suara.
Studi dilakukan pada sukarelawan yang memainkan berbagai suara untuk mengukur reaksi otak terhadap suara itu.
Hasilnya adalah, tanggapan lebih tinggi diberikan kepada suara positif, seperti tawa atau suara kemenangan.
Sebaliknya, tanggapan yang lebih rendah diberikan untuk suara yang negatif, seperti pada jeritan.
Hal ini menunjukkan bahwa manusia lebih sensitif terhadap suara tawa dibandingkan suara negatif.
Temuan ini menjelaskan alasan mengapa kita sering tidak sadar tersenyum saat melihat orang tertawa.
Peniruan ekspresi ini tidak hanya menunjukkan rasa empati, tapi juga merasakan emosi bagi diri sendiri.
Respons alami manusia ini adalah alasan mengapa suara tertawa sering dimasukkan dalam acara komedi.
Tepat sekali! Efek suara tertawa di acara komedi ini dipercaya bisa memancing tawa penontonnya.
Selain tertawa, menguap, cemberut, dan menggigil jadi perilaku manusia yang juga bisa menular, lo.
Nah, itulah fakta terkait tertawa yang bisa menular ke orang lain. Semoga bisa menjawab rasa penasaranmu!
Baca Juga: Berbeda dengan Tawa Manusia, Ternyata Begini Cara Hewan Tertawa
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan empati? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Science ABC |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR