Bobo.id - Meski terlihat hitam dan kosong, faktanya, langit menyimpan banyak objek yang masih menjadi misteri.
Salah satu objek yang terus diteliti adalah lubang hitam atau black hole. Objek ini punya daya gravitasi yang kuat.
Saking kuat gravitasinya, cahaya tidak bisa keluar. Hal ini membuat kita hanya bisa melihatnya sebagai objek hitam.
O iya, lubang hitam sendiri merupakan sisa-sisa bintang mati yang runtuh dan meninggalkan bintang gelap.
Bersumber dari NASA, ukuran lubang hitam bervariasi. Ada yang kecil seukuran satu atom hingga sangat besar.
Baru-baru ini, para astronom menemukan lubang hitam yang ukurannya sangat besar hingga membentuk quasar.
Quasar adalah inti galaksi aktif yang memancarkan energi yang sangat besar dan sangat kuat, teman-teman.
Penemuan Quasar Paling Terang
Bersumber dari Live Science, para ilmuwan telah melihat quasar paling terang dan tumbuh dengan sangat cepat.
Objek yang menyala terang ini diberi nama J0529-4351. Beratnya antara 17 miliar-19 miliar massa Matahari.
Ia terletak 12 miliar tahun cahaya dari Bumi. Artinya, objek itu berasal dari masa ketika alam semesta baru 1,5 miliar tahun.
Baca Juga: Alam Semesta Diperkirakan Terus Mengembang dengan Cepat, Apa Penyebabnya?
Quasar itu mendapatkan energinya dari lubang hitam raksasa yang melahap materi senilai Matahari setiap hari.
Lubang hitam lahir ketika bintang raksasa runtuh dan tumbuh dengan melahap semua yang ada di sekitarnya.
Yap, sebuah lubang hitam raksasa bisa memakan gas, debu, bintang, planet, bahkan memakan lubang hitam lain!
Gesekan bisa bikin materi di sekitarnya memanas, memancarkan cahaya, dan menciptakan inti galaksi aktif.
Nah, inti galaksi aktif yang paling ekstrem adalah quasar. Ia terbentuk dari lubang hitam yang supermasif.
Ia melepaskan kepompong gasnya dengan ledakan cahaya yang triliunan kali lebih terang daripada bintang.
Sempat Dikira Bintang Terang
Quasar ini awalnya ditemukan pada tahun 2022 oleh pesawat ruang angkasa Gaia milik Badan Antariksa Eropa.
Pesawat ruang angkasa itu telah memetakan posisi dan pergerakan sekitar dua miliar bintang di Bima Sakti. Wow!
Namun, karena quasar sering kali menyala sama terangnya dengan bintang, awalnya J0529-4351 dikira bintang, lo.
Akhirnya, identifikasinya berubah setelah para astronom mencari adakah lubang hitam yang ada di sekitarnya.
Baca Juga: Benarkah Angin Lubang Hitam Bisa Mengubah Bentuk Galaksi? Ini Faktanya
Pengamatan lebih lanjut pada objek itu dilakukan dengan Very Large Telescope (VLT) di Gurun Atacama.
Di balik studi baru yang diterbitkan pada 19 Februari di Jurnal Nature, J0529-4351 ditemukan bersembunyi di depan mata.
Berkat pengamatan itu, para astronom menegaskan bahwa objek terang itu adalah quasar raksasa, bukan bintang.
Quasar yang Terus Bertambah Besar
Dengan mengukur kecerahan quasar, para peneliti memperkirakan kalau ia terbakar dengan kekuatan 50 triliun Matahari.
Pembakaran hebat ini disebabkan karena J0529-4351 sangat besar dan memakan material dengan sangat cepat.
Karena ia makan dengan sangat cepat, maka ia jadi sangat dekat dengan batas atas seberapa terang suatu objek.
Para peneliti berharap dengan mempelajari objek ini, mereka bisa belajar bagaimana proses quasar itu bisa tumbuh.
Dengan begitu, para peneliti juga berharap makin bisa membedakan antara bintang dengan monsternya, quasar.
Meskipun pertumbuhannya berjalan sangat cepat, hingga saat ini keberadaannya masih cukup sulit dijelaskan.
Nah, itulah informasi penemuan quasar raksasa yang melahap materi sebesar Matahari. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Lubang Hitam Supermasif M87 Dipastikan Berputar, Apa Penyebabnya?
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan lubang hitam? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR