Pertama, Monsun Asia yang disertai adanya fenomena seruakan dingin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
Kedua, adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria dan di Samudra Hindia barat Sumatra.
Keadaan ini dapat memicu terbentuknya pola perlambatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.
Ketiga, yaitu aktivitas gelombang atmosfer yang meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem.
Bersumber dari National Geographic Indonesia, angin monsun terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara samudra dan benua.
Angin monsun juga dipicu karena sinar matahari menyebabkan permukaan lautan lebih panas daripada daratan.
Oleh karena itu, udara akan bertekanan lebih tinggi di lautan daripada tekanan udara di daratan.
Ada dua jenis angin monsun, yakni monsun barat dan monsun timur.
Angin monsun barat yang terjadi sepanjang Oktober sampai April, menyebabkan Indonesia dan Malaysia mengalami musim hujan.
Sedangkan angin monsun timur, biasanya terjadi di bulan April atau Mei sampai September, menyebabkan Indonesia dan Malaysia mengalami kemarau.
Meski sebabkan perubahan cuaca, sebenarnya angin munson juga bermanfaat untuk lingkungan, lo.
Baca Juga: Jangan Biarkan Berkeliaran, Ini 5 Hama yang Sering Muncul saat Musim Hujan
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | BMKG,kompas |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR