Pesawat New Horizons milik NASA pernah tiba di Pluto pada Juli 2015, dan menemukan fakta menarik tentang atmosfernya.
Atmosfer tipis di atas permukaan Pluto berada dalam kabut kebiruan, yang mendapat cahaya dari belakang Matahari.
Yap, di atmosfer Pluto terdapat kabut berwarna biru karena molekul organik.
Sama seperti planet lain di Tata Surya, Pluto bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit yang jaraknya tidak tetap.
Bersumber dari space.com, perubahan jarak ke Pluto diduga dapat memengaruhi kondisi atmosfernya.
Ketika berada di jarak yang lebih dekat dengan Matahari, es di permukaannya akan mencair. Saat berada pada jarak yang jauh, gas-gas akan kembali membeku.
Uniknya Rotasi Pluto
Berbeda dengan planet-planet lain, orbit Pluto berbentuk elips dan miring, yang sudah berumur 248 tahun.
Dari tahun 1979 hingga 1999, Pluto berada di dekat perihelion, jarak yang paling dekat dengan Matahari.
Satu hari di Pluto lebih lama daripada satu hari di Bumi, yakni 153 jam.
Sumbu rotasinya miring 57 derajat terhadap bidang orbitnya mengelilingi Matahari, sehingga perputarannya hampir miring.
Baca Juga: Hujan Meteor Lyrid Akan Berlangsung April Mendatang, Apa Keunikannya?
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR