Kebijakan itu memberikan kesengsaraan dan kerugian besar bagi masyarakat Indonesia saat itu.
Kondisi itu pun dilihat oleh Pieter Brooshooft yang sedang melakukan kegiatan berkeliling Jawa pada tahun 1887.
Ia mendokumentasikan kondisi rakyat Indonesia dengan kesengsaraan yang terjadi hingga menggugah hati nurani warga Belanda atas kebijakan tersebut.
Dari itu Van Deventer mengeluarkan gagasan tentang politik etis yang kemudian disetujui oleh Ratu Wilhelmina pada tahun 1901.
Meski politik etis yang sudah disetujui oleh Ratu Belanda, namun penerapannya tidak sebaik rencana yang dibuat.
Tapi, masih ada beberapa dampak positif yang bisa dirasakan masyarakat, seperti berikut ini.
Ada tiga dampak positif dari adanya politik etis yang dirasakan dari pihak Indonesia.
Edukasi yang diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda memang tidak sepenuhnya berjalan dengan baik.
Masih ada banyak diskriminasi yang membuat tidak meratanya pendidikan yang didapatkan.
Walau tidak semua orang bisa mendapatkan pendidikan, namun program ini tetap membuat ada sebagian kecil anak Indonesia yang bisa bersekolah.
Tentunya itu membuat kalangan terdidik mulai muncul yang kemudian berdampak pada perjuangan mendapatkan kemerdekaan.
Baca Juga: Melengkapi Tabel Peran Tokoh dalam Perlawanan Hindia Belanda, Materi IPS
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR