Bobo.id - Hingga kini, sejumlah wilayah di Indonesia masih kerap mengalami hujan, baik di sore atau malam hari.
Namun, negara tetangga yakni Thailand, baru-baru ini justru keluarkan peringatan cuaca panas ekstrem, lo.
Bersumber dari Kompas.com, indeks panas diperkirakan dapat mencapai suhu maksimal 52 derajat celcius.
Yap, April ini menjadi bulan terpanas sepanjang tahun di Thailand. Kondisi ini diperparah oleh pola cuaca El Nino.
Hmm, apakah gelombang panas yang sama juga akan melanda wilayah Indonesia, ya? Kita cari tahu, yuk!
Apa Itu Gelombang Panas?
Gelombang panas adalah periode cuaca panas yang tidak biasa dan berlangsung selama dua hari atau lebih.
Untuk bisa dikatakan sebagai gelombang panas, temperatur harus berada di atas rata-rata area setempat.
Gelombang panas juga bisa diartikan sebagai kenaikan suhu panas yang tidak biasa selama lima hari berturut-turut.
Jika suhu maksimum terjadi dalam rentang rata-rata dan tidak berlangsung lama, maka itu bukan gelombang panas.
Menurut BMKG, gelombang panas berkaitan dengan berkembangnya tekanan atmosfer tinggi di suatu area.
Baca Juga: Bisa Jadi Fenomena Alam yang Merugikan, Kenapa Gelombang Panas Terjadi di India?
Pergerakan udara dari atmosfer bagian atas di suatu wilayah tersebut kemudian menekan udara permukaan.
Di saat bersamaan, aliran udara dari daerah lain jadi kesulitan untuk mengalir masuk ke area tersebut.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan panas semakin meningkat dan awan sulit tumbuh di daerah tersebut.
Umumnya, gelombang panas ini disebabkan karena perubahan pola cuaca dan adanya pemanasan global.
Akankah Indonesia Alami Gelombang Panas?
Bersumber dari Kompas.com, gelombang panas seperti di Thailand hanya kemungkinan kecil terjadi di Indonesia.
Sebab, Indonesia terletak di khatulistiwa dan memiliki kondisi geografis yang dikelilingi oleh lautan luas.
Gelombang panas seperti Thailand umumnya terjadi di daerah lintang menengah sampai sedang di daratan luas.
BMKG menyebut, hingga saat ini, Indonesia tidak pernah terjadi gelombang panas seperti di wilayah Thailand.
Selain itu, kita tak perlu khawatir. Sebab, gelombang panas di Thailand tidak akan berdampak pada Indonesia.
Misalnya, pada April 2023 lalu ketika Thailand alami gelombang panas. Kala itu, Indonesia juga tak mengalaminya.
Baca Juga: Tak Hanya Manusia, Gelombang Panas Juga Berikan Dampak Buruk Pada Hewan
Terkait dengan fenomena El Nino yang sebabkan cuaca panas, BMKG menyebut, sudah tak ada El Nino di Indonesia.
Sampai saat ini, indeks cuaca di Indonesia sudah mencapai angka 0,79 atau berada dalam kondisi yang normal.
Perbedaan Gelombang Panas dan Cuaca Panas
Perlu teman-teman ketahui, gelombang panas dan suhu panas merupakan dua fenomena cuaca yang berbeda, lo.
Gelombang panas disebabkan terbentuknya pusat tekanan tinggi di atmosfer yang bikin udara panas terperangkap.
Umumnya, gelombang panas yang terjadi berlangsung selama beberapa hari atau beberapa minggu. Yap, lama.
Suatu wilayah bisa dikatakan alami gelombang panas kalau suhunya lebih dari 5 derajat celcius dari suhu rata-rata harian.
Suatu wilayah juga bisa disebut alami gelombang panas kalau suhu panasnya terjadi lima hari atau lebih.
Nah, kalau cuaca panas biasanya memang suhunya akan lebih panas daripada biasanya, teman-teman.
Namun, suhunya masih bisa dikatakan normal. Artinya, tidak berada di atas suhu rata-rata maksimum harian.
Itulah informasi tentang kemungkinan Indonesia mengalami gelombang panas. Semoga bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: Apakah Indonesia Berpotensi Mengalami Gelombang Panas seperti Eropa? Ini Penjelasan BMKG
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan gelombang panas? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR