Bobo.id - Akhir-akhir ini, fenomena gelombang panas sedang ramai dibicarakan di media sosial dan media massa.
Meski fenomena ini tidak terjadi di Indonesia, namun gelombang panas telah memberikan beragam dampak buruk bagi negara dan wilayah yang mengalaminya.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang panas (heatwave) adalah periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa yang berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih.
Fenomena ini melanda negara-negara di Asia, khususnya India, Tiongkok, Thailand, dan Laos.
BMKG memberikan penjelasan bahwa gelombang panas umumnya terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi.
Di wilayah-wilayah tersebut, dampak buruk gelombang panas dapat memengaruhi segala aspek kehidupan dan lingkungan.
Bahkan, gelombang panas bisa memengaruhi kondisi ekosistem laut, lo. Bagaimana caranya? Yuk, cari tahu!
Suhu Permukaan Laut Naik
WHO (World Health Organizations) menjelaskan, terjadinya gelombang panas di beberapa wilayah di dunia merupakan akibat perubahan iklim.
Dilansir dari climate.nasa.gov, suhu permukaan rata-rata planet telah meningkat sekitar 2 derajat Fahrenheit (1°C) sejak akhir abad ke-19.
Peningkatan suhu permukaan bumi tentu saja bisa memberikan dampak buruk bagi kehidupan.
Baca Juga: 5 Negara yang Mengalami Gelombang Panas, Ada yang Suhunya Capai 50 Derajat!
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | National Geographic,WHO |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR