Dengan begitu, peningkatan suhu global bisa menyebabkan lautan dapat menyerap banyak panas.
Sama seperti saat kita meletakkan air di ember terbuka, di bawah sinar matahari terik hingga air tersebut menjadi panas, hal ini juga terjadi pada laut.
NASA mencatat, sekitar 100 meter permukaan laut teratas menunjukkan pemanasan lebih dari 0,33°C.
Apakah teman-teman tahu apa akibatnya? Banyak organisme yang hidup di lautan semakin berkurang jumlahnya karena tidak bisa beradaptasi dengan suhu permukaan laut.
Dilansir dari National Geographic, ada beberapa organisme laut yang berkurang akibat naiknya suhu permukaan laut, antara lain plankton, kril, ikan cod Pasifik, dan sebagainya.
Artinya, hewan-hewan laut yang memakan hewan di atas juga akan terganggu pertumbuhan populasinya.
Berdampak bagi Dasar Lautan
Ternyata, terjadinya gelombang panas ini tidak hanya memengaruhi suhu permukaan laut, melainkan juga dapat mencapai dasar laut.
NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) meneliti, gelombang panas di laut juga terjadi jauh di bawah air.
Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa sekitar 90% kelebihan panas dari pemanasan global telah diserap lautan.
Akibatnya, air laut menghangat sekitar 0,88°C dari periode tahun 1850-1900 hingga 2011-2020.
Baca Juga: Mengapa Kita Terus Merasa Haus saat Udara di Sekitar Panas? Ini Alasannya
Source | : | National Geographic,WHO |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR