Bobo.id - Pemandangan langit penuh bintang di malam hari selalu menarik. Apa teman-teman suka melihatnya?
Yap, mengamati kondisi langit di malam hari yang cerah memang jadi salah satu kegiatan yang asyik.
Di langit malam, kita bisa melihat bintang, bulan, dan planet. Kalau beruntung, kita bisa melihat milky way!
Sebagai informasi, milky way adalah sebutan lain untuk galaksi yang kita tinggali. Yap, galaksi Bimasakti.
Penamaan milky way dikarenakan galaksi Bimasakti terlihat seperti susu yang berbentuk cakram lonjong.
Meski kita tinggal di dalam galaksi Bimasakti, teman-teman tetap bisa mengamati bentangan keindahannya, lo.
Mengenal Galaksi Bimasakti
Bersumber dari Kompas.com, galaksi Bimasakti adalah sebuah galaksi berbentuk spiral yang sangat besar.
Galaksi Bimasakti ini terbentuk miliaran tahun yang lalu melalui proses gravitasi dari awan gas dan debu alam semesta.
Awalnya, materi ini tersebar secara tidak merata di ruang angkasa. Namun, ia dapat pengaruh gravitasi yang kuat.
Karena gravitasi yang kuat, materi ini mulai menarik dan berkumpul membentuk gumpalan yang makin besar.
Baca Juga: Apakah Matahari Bergerak Mengelilingi Galaksi Bimasakti? Ini Faktanya
Di dalamnya terdapat Tata Surya, yakni tempat planet Bumi dan 7 planet lainnya berputar mengelilingi Matahari.
Meski jadi pusat tata surya, Matahari diketahui memiliki jarak yang jauh dari pusat galaksi Bimasakti ini, lo.
Diketahui, Matahari sebagai pusat Tata Surya ini memiliki jarak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Sementara itu, Tata Surya secara keseluruhan berada sekitar 26.000 tahun cahaya dari pusat galaksi Bimasakti.
Jika dilihat dari Bumi, galaksi yang terdiri dari gugusan bintang dan menyerupai sabuk itu akan terlihat.
Galaksi Bimasakti di Langit Indonesia
Yap, meskipun kita menjadi bagian dari Bimasakti, kita tetap bisa melihat galaksi Bimasakti itu dari Bumi, lo.
Bahkan bentangan Galaksi Bimasakti jadi objek pengamatan paling menarik bagi banyak pengamat langit.
Sebenarnya, galaksi Bimasakti bisa disaksikan secara langsung sepanjang dan setiap malam, teman-teman.
Namun, terkadang cuaca mendung membuat galaksi Bimasakti tertutupi awan sehingga ia tak terlihat.
Nah, waktu terbaik untuk mengamati Bimasakti adalah sejak bulan Maret hingga Oktober setiap tahunnya.
Baca Juga: Bersinar Sangat Terang, Apa yang Menjadi Pusat dari Galaksi Bimasakti?
Karena sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, galaksi Bimasakti mulai bisa diamati.
Sayangnya, teman-teman yang tinggal di daerah perkotaan agak sulit untuk mengamati bentangan Galaksi Bimasakti.
Itu karena di kota biasanya lampu-lampu lebih banyak menyala. Itulah yang disebut sebagai polusi cahaya.
Polusi cahaya bisa menghalangi kenampakan benda-benda langit, termasuk juga bentangan Galaksi Bimasakti.
Pada bulan Mei sebelum tengah malam, galaksi Bimasakti terlihat membentang dari timur, selatan, dan barat.
Sesudah tengah malam, galaksi Bimasakti membentang dari utara ke selatan dan melintas di atas kepala.
Cara Mengamati Bimasakti di Langit
Bagi yang ingin berburu pemandangan galaksi Bimasakti, teman-teman harus pergi ke tempat yang jauh dari pusat kota.
Usahakan tempat itu masih gelap atau minim lampu dan penerangan lainnya. Misalnya, daerah pegunungan.
Perlu diketahui, semakin sedikit cahaya di sekitar kita, maka semakin terlihat pula bentangan Bimasakti di langit.
O iya, bentangan galaksi yang bisa kita lihat adalah salah satu lengan spiral galaksi yang dinamakan Lengan Orion.
Menariknya lagi, kita bisa mengamati galaksi Bimasakti dengan mata telanjang. Yap, tanpa bantuan teropong.
Baca Juga: Selain Bimasakti dan Milky Way, Ini Nama Galaksi Kita dalam Berbagai Bahasa
----
Kuis! |
Mengapa galaksi Bimasakti disebut milky way? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR