Bobo.id - Ada banyak sekali fenomena antariksa yang bisa disaksikan, salah satunya adalah ledakan nova.
Fenomena antariksa berupa ledakan nova ini diperkirakan akan kembali terjadi pada Mei-September 2024, lo.
Ledakan nova kali ini merupakan fenomena ruang angkasa yang langka. Sebab, hanya terjadi 80 tahun sekali.
Artinya, seseorang mungkin hanya akan menyaksikan fenomena ledakan ini sekali dalam seumur hidupnya.
Ledakan nova yang akan terjadi tahun ini diketahui berasal dari bintang T Coronae Borealis, teman-teman.
Mengenal Apa Itu Nova
Bersumber dari Kompas.com, nova adalah ledakan bintang dengan massa kecil dan memicu ledakan termonuklir.
Nova berbeda dengan supernova yang merupakan peristiwa dahsyat yang menandai matinya sebuah bintang.
Peristiwa ledakan nova ini kurang kuat, kurang merusak, dan lebih umum terjadinya dibandingkan supernova.
Ledakan nova ini akan membuat bintang katai yang tadinya redup berubah tiba-tiba jadi sangat terang, lo.
Terangnya seperti cahaya yang baru lahir kembali. Hal ini membuat banyak yang mengira ada bintang baru.
Baca Juga: Sisa Ledakan Supernova Bisa Menghasilkan Bintang Neutron, Apa Itu?
Itulah sebabnya, ledakan bintang ini dinamakan nova. Dalam bahasa latin, nova berarti bintang baru.
Massa bintang yang mengalami nova biasanya sama seperti Matahari dengan volume sebesar Bumi.
Ledakan Nova Tahun 2024
Di tahun ini, kita akan menyaksikan fenomena nova yang spektakuler. Nova itu berasal dari Corona Borealis.
Corona Borealis adalah rumah bagi bintang katai putih bernama T Coronae Borealis atau disingkat T CrB.
Bersumber dari NASA, bintang T CrB terletak 3.000 tahun cahaya dari Bumi dan terakhir meledak pada 1946.
Bintang T CrB akan mengalami ledakan dan melemparkan materi ke ruang angkasa. Uniknya, bintangnya tak hancur.
Ledakan bintang nova ini akan terjadi ketika sistem T CrB memanas dan tekanan di dalamnya meningkat.
Bintang yang lebih kecil, kira-kira seukuran Bumi itu alami kelebihan muatan materi hingga akhirnya meledak.
Para astronom memperkirakan T CrB ini bisa meledak kapan saja antara sekarang sampai September 2024.
Sebelum nova, cahaya bintang akan redup sekitar satu tahun. Nah, bintang T CrB ini mulai redup Maret 2023.
Baca Juga: Bintang Meledak Hasilkan Supernova, Apakah Fenomena yang Berbahaya?
Itulah mengapa para astronom berkesimpulan ledakan bintang akan terjadi antara sekarang hingga September.
Ketika ledakan itu terjadi, sistem bintang akan melonjak dari magnitudo +10 menjadi +2 magnitudo.
Perubahan itu setara dengan tingkat kecerahan Bintang Utara (Polaris) selama kurang lebih satu minggu.
Ledakan bintang ini disebut sebagai peristiwa nova berulang. Artinya, bintang itu meledak secara berkala.
Bisa Dilihat Tanpa Alat Bantu
Menyaksikan fenomena ledakan nova disebut-sebut bisa menjadi keberuntungan seumur hidup, lo. Hihi.
Kebetulan sekali, ternyata ledakan nova sistem bintang T CrB ini bisa disaksikan tanpa alat bantu apa pun, lo.
Yap, setelah nova mencapai puncaknya, ia bisa disaksikan dengan mata telanjang selama beberapa hari.
Katai putih ukurannya sangat kecil. Namun karena ada reaksi fusi, untuk sementara, kita bisa menyaksikannya.
Fenomena ini juga bisa disaksikan dengan alat bantu teropong selama lebih dari seminggu sebelum meredup.
Apabila bintang katai putih itu sudah meredup, maka bintang itu tidak terlihat selama beberapa dekade ke depan.
Nah, itulah informasi tentang ledakan nova yang akan terjadi tahun ini. Semoga informasi ini bisa bermanfaat!
Baca Juga: Mengapa Fenomena Supernova Jarang Bisa Terlihat dari Bumi? Ini Faktanya
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan nova? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas.com,earth sky,BBC |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR