Bobo.id - Pada materi IPAS kelas 6 SD, kita akan belajar tentang penyebab terjadinya pemanasan global.
Pemanasan global merupakan peristiwa meningkatnya suhu rata-rata di Bumi akibat adanya efek rumah kaca.
Efek rumah kaca terjadi ketika panas Matahari terjebak dalam Bumi dan tidak bisa dipantulkan lagi ke angkasa.
Dampak terburuk dari pemanasan global atau global warming adalah bisa membuat perubahan iklim Bumi.
Selain itu, pemanasan global juga bisa membuat es di wilayah kutub mencair dan menaikkan permukaan air laut.
Kali ini, kita akan belajar tentang faktor apa saja yang jadi penyebab pemanasan global. Simak informasinya, yuk!
Pemanasan global atau global warming yang terjadi di planet Bumi disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:
Berikut penjelasannya:
Gas limbah industri dan rumah tangga menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global, teman-teman.
Bersumber dari Kompas.com, selain industri kertas, industri plastik jadi salah satu penyebab besar pemanasan global.
Baca Juga: Sudah Turun Hujan, Mengapa Udara Masih Terasa Gerah? Ini Penjelasannya
Hal ini karena diperkirakan sekitar 12 juta barel minyak digunakan untuk membuat 30 juta produk plastik PET.
Apabila dihitung kasar, pembuatan setiap ton plastik PET bisa hasilkan sekitar 3 ton gas karbon dioksida.
Hingga saat ini, berbagai aktivitas manusia masih menggunakan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batu bara.
Bahan bakar fosil ini berguna bagi kehidupan manusia, seperti untuk menyalakan listrik dan menggerakkan kendaraan.
Bahan bakar fosil yang dibakar menghasilkan gas yang mencegah suhu panas Matahari lepas ke angkasa.
Akibatnya, suhu panas yang berlebih dari Matahari ini tetap menetap di atmosfer Bumi dalam waktu yang lama.
Coba perhatikan sekeliling ruangan di rumah. Di sana, ada banyak sekali alat elektronik yang menggunakan listrik.
Mulai dari air conditioner (AC), pemanas ruangan, komputer, lampu, televisi, kulkas, air fryer, dan lainnya.
Pemborosan listrik bisa jadi penyebab pemanasan global karena listrik dihasilkan dari pembakaran fosil.
Untuk itu, makin banyak kebutuhan kita akan listrik, maka semakin besar pula andil kita pada pemanasan global.
Sebagai solusinya, kita harus bijak dalam menggunakan listrik dan berupaya untuk memakai energi terbarukan.
Baca Juga: Mencari Kosakata Baru dalam Teks Bacaan 'Pemanasan Global', Materi Kelas 3 SD
Ternyata peternakan adalah salah satu sektor yang berkontribusi dalam peningkatan pemanasan global, lo.
Sebab, hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba mengeluarkan kotoran yang menghasilkan gas metana.
Selain itu, ada pula gas dinitrogen oksida, karbon dioksida, dan amonia yang bisa menimbulkan hujan asam.
Diperkirakan sekitar 86 juta ton metana hasil pencernaan hewan ternak dilepaskan ke atmosfer tiap tahun.
Ini artinya, sektor peternakan menyumbang 35%-40% dari total keseluruhan gas metana secara global.
Keberadaan hutan memegang peranan penting dalam mengatur iklim, cuaca, dan suhu di planet kita ini.
Hal ini karena pepohonan menyerap karbondioksida dari udara dan melepaskan oksigen kembali ke dalamnya.
Namun, banyaknya penebangan hutan menyebabkan berkurangnya kemampuan alam menahan emisi dari atmosfer.
Setidaknya, seperlima polusi gas rumah kaca global berasal dari penebangan hutan dan degradasi hutan, lo.
Untuk mencegahnya, kita perlu menanam lebih banyak pohon melalui penanaman kembali dan penghijauan.
Nah, itulah beberapa hal yang jadi penyebab pemanasan global. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untukmu, ya.
Baca Juga: Materi Kelas 3 SD, Bagaimana Cara Mengurangi Pemanasan Global?
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan pemanasan global? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR