Bukan hanya itu saja, Indonesia juga melakukan pendekatan dengan beberapa negara seperti India, Australia, Selandia Baru, Pakistan, Thailand, Britania Raya, Jerman, dan Prancis untuk mendapatkan dukungan.
Dengan beragam usahanya itu, pada Sidang Umum PBB tahun 1961, Sekertaris Jenderal PBB, U Thant saat itu meminta diplomat Amerika Serikat untuk mengajukan usul terkait masalah Irian Barat.
Dari sidang umum itu, Amerika Serikat meminta Belanda menyerahkan Irian Barat pada Indonesia dalam jangka waktu dua tahun.
Meski begitu pada tahun yang sama, Indonesia memutuskan untuk melakukan serangan yang berlangsung cukup lama.
Akhirnya pada 15 Agustus 1962, Belanda mengakui Indonesia termasuk usaha gigihnya untuk mendapatkan Irian Barat.
Belanda pun memutuskan untuk menandatangani perjanjian New York yang berisi sebagai berikut.
- Pemerintah Belanda akan menyerahkan Irian Barat pada penguasa pelaksana sementara PBB, yaitu United Nation Temporary Executive Anthority (UNTEA) pada 1 Oktober 1962.
- Pada 1 Oktober 1962, bendera PBB akan berkibar di Irian Barat berdampingan dengan bendera Belanda. Selanjutnya akan diturunkan pada 31 Desember 1962 dan digantikan dengan bendera Indonesia mendampingi bendera PBB.
- Pemerintah UNTEA berakhir pada 1 Mei 1963 dan pemerintahan selanjutnya diserahkan pada pihak Indonesia.
- Pemulangan orang sipil dan militer Belanda harus selesa pada 1 Mei 1963.
- Rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat tetap di wilayah Indonesia atau memisahkan diri.
Baca Juga: Kerugian Hasil Konferensi Meja Bundar bagi Bangsa Indonesia, Materi IPS
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR