Bobo.id - Pada materi PPKn kelas 11 SMA, kita akan belajar tentang kolaborasi budaya yang terjadi di suatu negara.
Seperti kita tahu, Indonesia adalah salah satu negara yang terkenal karena kaya akan keberagaman masyarakatnya.
Keragaman yang ada di Indonesia itu meliputi bahasa, suku bangsa, ras, agama, adat istiadat, dan sosial budaya.
Keragaman ini adalah suatu kekayaan bangsa sehingga kita sebagai warga negara harus berupaya melestarikan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk melestarikan keragaman budaya adalah dengan kolaborasi budaya.
Kolaborasi budaya adalah kerja sama individu atau kelompok yang mewakili berbagai aspek budaya Indonesia.
Kegiatan ini melibatkan unsur budaya dari berbagai wilayah, seperti Jawa, Sumatra, Bali, Sulawesi, hingga Papua.
Ada beragam kolaborasi di masyarakat, seperti pameran, pertunjukan seni, parade budaya, hingga pentas seni.
Kolaborasi budaya dilakukan untuk mempromosikan keberagaman budaya dan memperkuat kesatuan bangsa.
Namun, dalam pelaksanaan kolaborasi budaya, tak jarang ada beberapa penghambat yang menghalanginya, seperti:
Baca Juga: Pengaruh Positif dan Negatif Kolaborasi Budaya terhadap Kehidupan Sosial
Berikut penjelasannya:
Salah satu faktor yang menghambat terjadinya kolaborasi budaya adalah karena kurangnya pengetahuan budaya.
Tak hanya terkait budayanya sendiri, tetapi ini juga terkait pengetahuan akan budaya yang dimiliki oleh orang lain.
Kurangnya pengetahuan budaya akan menyulitkan untuk memadukan budaya dalam kegiatan kolaborasi budaya.
Stereotip adalah suatu penilaian terhadap seseorang atau sekelompok orang yang didasarkan pada karakteristik tertentu.
Prasangka adalah anggapan tentang seseorang yang didasarkan pada keanggotaan orang itu di kelompok tertentu.
Adanya stereotip dan prasangka terhadap kelompok budaya tertentu bisa menghambat kolaborasi budaya.
Yap, stereotip dan prasangka bisa menghalangi komunikasi terbuka dan mengganggu hubungan antarkelompok.
Seperti kita tahu, setiap masyarakat yang memiliki budaya tertentu juga memiliki nilai dan norma yang terikat.
Nah, terkadang, nilai dan norma yang dimiliki individu dan kelompok ini bisa berbeda-beda, teman-teman.
Perlu diketahui, perbedaan nilai, norma, etika, dan standar perilaku ini bisa memicu terjadinya konflik, lo.
Baca Juga: Apa Saja Manfaat Kolaborasi Budaya bagi Masyarakat? Materi IPS
Misalnya, praktis bisnis yang bisa diterima di satu budaya mungkin dianggap tidak etis oleh budaya lain.
Apabila praktis bisnis itu tetap dipaksakan untuk berjalan, maka akan terjadi konflik yang menghambat kolaborasi.
Untuk membuat kolaborasi budaya menjadi kegiatan yang baik, diperlukan komunikasi yang baik pula, teman-teman.
Perbedaan bahasa, gaya komunikasi, dan tata cara berbicara bisa menghambat terjadinya proses kolaborasi.
Oleh karena itu, ketika akan melakukan kolaborasi budaya, baiknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik.
Sebab, bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang bisa menyatukan masyarakat dari berbagai daerah.
Faktor penghambat terjadinya kolaborasi budaya selanjutnya karena akses sumber daya yang tidak setara.
Ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya ini meliputi, pendidikan, pekerjaan, hingga layanan publik.
Akses terhadap sumber daya yang tidak setara ini bisa memperlebar kesenjangan dalam kolaborasi budaya.
Adanya ketidaksetaraan ini juga bisa menjadi penghambat dalam menciptakan kolaborasi yang seimbang.
Nah, itulah beberapa faktor penghambat terjadinya kolaborasi budaya di suatu negara. Semoga bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: 6 Manfaat dari Kegiatan Kolaborasi Budaya, Salah Satunya Meningkatkan Toleransi
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan kolaborasi budaya? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,Adjar.id |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR