Bobo.id - Planet Bumi dan tujuh planet lainnya berada dalam sebuah galaksi besar. Yap, galaksi itu adalah Bimasakti.
Tak hanya ada planet, di galaksi Bimasakti juga ada bintang yang jumlahnya sampai miliaran, termasuk Matahari kita.
O iya, galaksi adalah bagian dari alam semesta yang di dalamnya terdiri dari banyak bintang, awan, debu, dan gas.
Sementara itu, bintang adalah benda langit yang memancarkan cahayanya sendiri karena ada reaksi fusi nuklir di sana.
Saat berbicara tentang galaksi dan bintang, Bobo jadi penasaran, lebih dulu bintang atau galaksi, ya? Cari tahu, yuk!
Awal Mula Semesta
Sebelum mengetahui jawabannya, kita harus memahami lebih dulu tentang awal mula terbentuknya alam semesta.
Bersumber dari Info Astronomy, hingga saat ini, para astronom sepakat kalau alam semesta dimulai dari Big Bang.
Big Bang adalah fenomena pemuaian ruang yang tadinya berukuran kecil menjadi ukuran yang besar, seperti galaksi.
Karena terus memuai, alam semesta jadi semakin dingin. Selama fase ini, ada beberapa senyawa kimia yang membeku.
Akhirnya, ketika alam semesta berusia 380.000 tahun, ia mendingin sehingga hanya hidrogen yang bertahan.
Baca Juga: Benarkah Galaksi Bimasakti Pernah Mati dan Hidup Kembali? Ini Faktanya
Cahaya Pertama di Alam Semesta
Pada masa-masa awal alam semesta, sebelum ada bintang, hanya ada hidrogen dan materi gelap yang mengambang.
Sebagai informasi, materi gelap adalah materi tak kasat mata yang hanya bisa berinteraksi dengan gravitasi.
Suatu waktu, gravitasi bikin area padat materi gelap alami keruntuhan. Jadi, hidrogen menyatu membentuk gumpalan.
Dari gumpalan ini, cikal bantang bintang mulai memanas. Saat sudah cukup panas, terjadi proses fusi nuklir di intinya.
Ketika proses itu terjadi, terbentuklah bintang-bintang pertama yang mendiami alam semesta kita, teman-teman.
Bintang-bintang ini jumlahnya cukup banyak, lo. Sejak terbentuk, mereka membentuk gugusan atau kumpulan bintang.
Nah, dari gugusan bintang itu lah kemudian kelak menjadi galaksi yang kita kenal, seperti Bimasakti dan Andromeda.
Bahkan, sejak bintang itu masih berupa gugus atau kumpulan, mereka sudah dijuluki sebagai "bayi" galaksi, lo.
Hal yang membedakan gugus bintang dengan galaksi hanya jumlah bintang. Galaksi punya lebih banyak bintang.
Dari sini, teman-teman tentu sudah tahu bahwa yang lebih dulu terbentuk di alam semesta adalah bintang.
Baca Juga: Ada Bintang Pelari yang Bergerak Cepat di Galaksi, dari Mana Asalnya?
Perubahan pada Alam Semesta
Pembentukan bintang dan galaksi pertama tentu saja membawa beberapa perubahan mendasar di alam semesta.
Pertama, terbentuknya bintang-bintang itu memberi alam semesta sumber unsur pertama yang cukup berat.
Unsur berat dihasilkan di inti bintang masif yang kemudian dikeluarkan ketika bintang meledak dalam supernova.
Perubahan besar kedua dari generasi bintang-bintang pertama adalah adanya foton berenergi tinggi ke alam semesta.
Sebelumnya, foton berenergi tinggi itu terlihat saat kondisi alam semesta masih sangat panas dan belum mendingin.
Kemudian, foton berenergi tinggi ini memulai proses reionisasi hidrogen beberapa ratus juta tahun setelah Big Bang.
Generasi pertama galaksi kecil yang terbentuk dari gugusan kemungkinan besar muncul 400 juta tahun setelah Big Bang.
Setelah fase awal pembentukan, galaksi-galaksi melewati fase tabrakan dan tergabung dengan galaksi yang lain.
Kedua proses ini membuat galaksi yang semula berukuran kecil menjadi berukuran sangat besar, teman-teman.
Sayangnya, astronom masih belum tahu persis seberapa banyak gas yang diperlukan untuk membentuk bintang.
Baca Juga: Mengenal Awan Magellan, Galaksi Kerdil yang Mengorbit Bimasakti
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan galaksi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,Info Astronomy |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR