Bobo.id - Teman-teman, apakah kamu pernah makan pare?
Anak-anak seperti kita jarang suka sayuran, terutama yang rasa pahitnya kuat seperti pare. Namun, pare adalah salah satu sayur yang sangat sehat, lo.
Pare (Momordica charantia) yang dalam bahasa Inggris disebut bitter melon, mendapatkan namanya karena rasanya.
Dalam bahasa Inggris, 'bitter' berarti pahit seperti rasa pare.
Berbeda dengan buah melon yang semakin matang akan semakin manis, pare yang matang justru akan semakin pahit, lo.
Meski rasa pahitnya tidak dapat diterima semua orang, sebenarnya pare memiliki manfaat besar untuk kendalikan kadar gula darah.
Yuk, cari tahu manfaat dan kaitan pare dengan kadar gula darah!
Pare dan Kadar Gula Darah
Bersumber dari healthline.com, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pare baik untuk kendalikan gula darah.
Alasannya karena pare memiliki khasiat yang berfungsi seperti insulin dalam tubuh, yaitu membantu membawa glukosa ke dalam sel untuk diubah menjadi energi.
Ketika kita mengonsumsi pare, maka senyawa di dalamnya dapat membantu sel kita menggunakan glukosa, dan memindahkan ke hati, otot, dan lemak.
Baca Juga: Rahasia Membuat Tumis Pare Anti Pahit, Mudah dan Cocok untuk Dijadikan Lauk Lezat dan Bergizi
Pare juga dapat menghalangi perubahan glukosa yang akan masuk ke dalam aliran darah kita.
Meski begitu, pare bukan termasuk obat yang disetujui medis untuk mengatasi kondisi pradiabetes dan diabetes, lo.
Untuk bisa dikonsumsi pasian diabetes, pare harus benar-benar mengalami pengujian keamanan dari beragam penelitian.
Selain itu, pare juga tidak sebaiknya dikonsumsi secara berlebihan, karena berisiko menimbulkan gejala seperti diare, muntah, masalah pencernaan, penurunan gula darah terlalu cepat, dan sebagainya.
Kaitan Kadar Gula Darah dan Kesehatan
Bersumber dari Livescience, gula darah atau glukosa, adalah bentuk gula yang berfungsi sebagai sumber energi tubuh manusia.
Gula darah berasal dari makanan yang kita konsumsi, yang akan menciptakan gula pada saat proses pencernaan.
Tubuh kita dengan otomatis akan memecah semua yang kita konsumsi agar mudah diserap.
Karbohidrat yang kita konsumsi akan berubah menjadi gula darah, sehingga semakin banyak karbohidrat yang dimakan, semakin tinggi pula kadar gula darah dalam tubuh.
Menurut World Health Organization, kisaran normal untuk kadar gula darah setiap orang sebenarnya berbeda.
Namun, rata-rata orang memiliki kadar gula darah sekitar 70 sampai 100 mg/dL, delapan jam setelah makan.
Baca Juga: Mengapa Kita Harus Membatasi Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak? Ini Alasannya
DL merupakan singkatan dari desiliter, 1 liter sama dengan 10 desiliter.
Seperti yang dijelaskan di atas, kadar gula darah yang tinggi dapat mengakibatkan hal yang buruk untuk kondisi kesehatan.
Dalam dunia medis, kondisi tingginya kadar gula darah disebut hiperglikemia.
Kadar gula darah tinggi terjadi ketika tubuh tidak dapat membuat insulin atau tidak dapat merespons insulin dengan baik.
Padahal, tubuh membutuhkan insulin untuk membantu glukosa dalam darah dapat masuk ke sel-sel tubuh, agar digunakan sebagai energi.
Nah, ketika glukosa menumpuk dalam darah mengakibatkan hiperglikemia.
Jangan disepelekan, hiperglikemia ini dapat merusak pembuluh yang mensuplai darah ke organ vital, teman-teman.
Akibatnya, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, gangguan penglihatan, dan masalah saraf.
----
Kuis! |
Apa sebutan pare dalam bahasa Inggris? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Kenapa Air Sering Tumpah saat Kita Memindahkannya dari Gelas? Ini Penjelasannya
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR