Bobo.id - Alam semesta itu sangat luas. Ada banyak sekali benda-benda yang masih misterius di alam semesta kita.
Salah satu objek antariksa misterius itu adalah lubang hitam atau black hole. Ia berada di pusat tiap-tiap galaksi, lo.
Lubang hitam terbentuk dari sisa bintang besar yang mati meledak atau dari tabrakan bintang yang saling melebur.
Jadi, ketika bintang masif kehabisan energi, ia akan meledak, intinya menyusut, dan memadat jadi lubang hitam.
Dengan kata lain, lubang hitam sangatlah padat. Bahkan, lubang hitam adalah objek paling padat di alam semesta.
Saking padatnya, gravitasi lubang hitam sangat besar dan membuat tak ada yang bisa lolos dari tarikannya, termasuk cahaya.
Nah, karena bahkan cahaya saja tidak bisa lolos dari lubang hitam, objek ini pun tidak bisa diamati secara langsung.
Hmm, kalau begitu, bagaimana cara para astronom bisa mengenali lubang hitam, Bo? Cari tahu bersama, yuk!
Melalui Pergerakan Objek Antariksa
Meski tak bisa melihat lubang hitam, kita bisa mendeteksi dengan mengukur pengaruh gravitasi terhadap objek di sekitarnya.
Seperti kita tahu, banyak lubang hitam di pusat-pusat galaksi yang dikelilingi oleh objek lain yang ada di sekitarnya.
Baca Juga: Benarkah Lubang Hitam Bisa Menghidupkan Bintang Kembali? Ini Faktanya
Dengan melihat perilaku objek di sekitar lubang hitam, kita dapat mendeteksi keberadaan lubang hitam.
Kita kemudian juga bisa melihat pergerakan objek di sekitar lubang hitam untuk menghitung massa lubang hitam.
Bersumber dari Info Astronomy, objek yang perlu, dan yang paling mudah untuk dicari para astronom adalah bintang.
Misalnya, ada sebuah bintang yang berperilaku seolah ada objek bermassa lebih dari 3 kali massa Matahari di dekatnya.
Namun, kita tidak bisa melihat objek bermassa besar itu. Maka, kemungkinan, bintang itu mengitari lubang hitam!
Para astronom kemudian akan memperkirakan massa lubang hitam dengan melihat kecepatan gerak bintang itu.
Selain bintang, para astronom juga bisa berburu sebuah struktur berbentuk cakram yang berputar sangat cepat.
Sebagai contoh, di pusat galaksi NGC 4261 terdapat cakram berbentuk spiral berwarna cokelat yang sedang berputar.
Cakram tersebut diketahui seukuran tata surya kita, tetapi bobotnya mencapai 1,2 miliar kali lipat dari Matahari.
Massa yang sangat besar untuk sebuah cakram ini menunjukkan bahwa ada lubang hitam di dalam cakram itu.
Tingkat Radiasi yang Diemisikan
Baca Juga: Lubang Hitam Dapat Membuat Planet Keluar dari Orbitnya, Benarkah?
Saat ada materi yang jatuh ke lubang hitam, materi itu akan memanas dan bergesekan dengan kecepatan tinggi.
Akhirnya, materi super panas ini akan memancarkan sinar-X yang dapat dideteksi oleh teleskop yang mengorbit Bumi.
Nah, materi yang memancarkan sinar-X itu akan membentuk apa yang kita kenal sebagai cakram akresi.
Cakram akresi adalah struktur yang terbentuk dari material yang mengorbit benda pusat masif, seperti bintang.
Beberapa tahun lalu, ada citra lubang hitam yang berada di pusat galaksi M87. Itu adalah citra pertamanya.
Pada citra itu, ada bagian terang berwarna kekuningan. Bagian terang itu bukan lubang hitam, tetapi cakram akresi.
Diketahui, lubang hitamnya berada di tengah citra itu, yang tentunya tidak bisa terlihat secara langsung oleh kita.
Dengan cara menemukan cakram akresi seperi ini, para astronom bisa menemukan lubang hitam di alam semesta.
O iya, lubang hitam itu bukan 'penyedot debu' kosmis. Mereka tak menyedot apapun yang ada di alam semesta.
Hanya materi atau objek yang melewati cakrawala peristiwa lubang hitam yang akan tertarik gravitasi objek ini.
Nah, itulah penjelasan tentang cara astronom untuk mengenali lubang hitam. Semoga bisa jawab rasa penasaranmu, ya!
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Bagaimana terbentuknya lubang hitam? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com,Info Astronomy |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR