Bobo.id - Pada materi Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka, kita akan belajar tentang kaidah penulisan huruf kapital.
Dalam bahasa Indonesia, penggunaan huruf kapital harus benar sesuai Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
Huruf kapital adalah huruf besar yang digunakan pada kata pertama di awal kalimat dan kata-kata khusus lainnya.
Memperhatikan penggunaan huruf kapital sangat penting, terutama dalam penulisan karya ilmiah atau sastra, nih.
Agar lebih paham, berikut ini informasi tentang aturan penggunaan huruf kapital yang benar dalam tulisan.
Bersumber dari ejaan.kemdikbud.go.id, berikut ini aturan penggunaan huruf kapital yang benar dalam tulisan:
1. Awal kalimat.
2. Nama orang.
3. Awal kalimat dalam petikan langsung.
4. Hal-hal yang berkaitan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan.
5. Gelar yang diikuti atau mengikuti nama orang.
Baca Juga: Contoh Penggunaan Huruf Kapital yang Tepat, Kata Apa Saja yang Harus Ditulis dengan Huruf Kapital?
6. Kata ganti sapaan.
7. Jabatan dan pangkat.
8. Nama bangsa, suku, bahasa, dan aksara.
9. Nama tahun, bulan, hari, dan hari besar.
10. Nama peristiwa sejarah, negara, lembaga, organisasi.
11. Nama geografi.
12. Judul buku, artikel, karangan, dan makalah.
Setelah memahami tentang penulisan huruf kapital, kita diminta untuk menjawab latihan soal di halaman 130.
Ada tiga paragraf singkat tentang sejarah Museum Ambarawa. Kita diminta menulis dengan huruf kapital yang tepat.
Apakah teman-teman sudah menemukan jawabannya? Berikut ini Bobo akan berikan alternatifnya. Yuk, simak!
Museum Kereta Api Indonesia awalnya adalah sebuah stasiun yang bernama Stasiun Willem I.
Baca Juga: Kaidah Penulisan Huruf Kapital dan Contohnya, Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka
Stasiun ini diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873 bersamaan dengan dibukanya perlintasan kereta api di jalur Kedungjati-Ambarawa.
Museum ini terletak di Kota Ambarawa, Jawa Tengah.
Pada awal pengoperasiannya, Stasiun Willem I digunakan sebagai sarana pengangkutan komoditas ekspor dan transportasi militer di sekitar Jawa Tengah.
Setelah di nonaktifkan di tahun 1876, Stasiun Ambarawa dicanangkan sebagai museum kereta api oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu, Supardjo Rustam.
Rencana ini bertujuan untuk menyelamatkan tinggalan lokomotif uap serta sebagai salah satu daya tarik wisata di Jawa Tengah.
Stasiun Ambarawa dipilih karena Ambarawa memiliki latar belakang historis yang kuat dalam perjuangan kemerdekaan yakni Pertempuran Ambarawa.
Selain itu, Stasiun Ambarawa pada saat itu masih menyimpan teknologi kuno yang masih bisa dioperasikan.
Kini, Museum Ambarawa menampilkan koleksi perkeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra-kemerdekaan Republik Indonesia yang meliputi sarana, prasarana, dan perlengkapan administrasi.
Beberapa koleksi sarana perkeretaapian warisan seperti lokomotif uap, lokomotif diesel, kereta dan gerbong dari berbagai daerah dapat dilihat di sana.
Para pengunjung juga dapat menikmati perjalanan wisata dengan menaiki kereta api wisata relasi Ambarawa-Tuntang.
Nah, itulah alternatif untuk menjawab soal Bahasa Indonesia halaman 130. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya!
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan huruf kapital? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR