Bobo.id - Keberagaman tradisi bisa teman-teman temukan di berbagai wilayah di Indonesia.
Bahkan setiap suku bisa memiliki beberapa tradisi unik yang masih dijalankan hingga saat ini.
Pada materi kelas 3 SD kurikulum merdeka kali ini, kita akan belajar tentang salah satu tradisi menarik, yaitu tradisi kebo-keboan di Banyuwangi, Jawa Timur.
Tradisi ini adalah upacara adat yang dilakukan oleh suku Osing yang ada di Banyuwangi.
Seperti namanya, dalam tradisi ini akan ditampilkan kebo-keboan yang merupakan manusia dengan riasan mirip kerbau.
Mari mengenal tentang upacara adat ini dari penjelasan berikut ini dari sejarah hingga pelaksanaannya.
Sama seperti tradisi lainnya, tradisi kebo-keboan sudah dilakukan cukup lama dan diturunkan terus menerus hingga saat ini.
Tradisi kebo-keboan ini biasa dilakukan di dua desa yaitu Desa Aliyan dan Desa Alasmalang.
Desa Aliyan adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Rogojampi, sedangkan Desa Alasmalang berada di Kecamatan Singojuruh.
Sejarah awal mula tradisi dilakukan berkaitan dengan kisah Buyut Karti yang hidup pada abad ke-18 Masehi.
Pada masa itu, muncul sebuah wabah penyakit yang sulit disembuhkan dan membuat cemas masyarakat.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Pasola dari Sumba, Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka
Hingga suatu hari, Buyut Karti mengaku mendapat wangsit untuk menggelar upacara bersih desa.
Namun Buyut Karti menyebut kalau peserta harus berdandan layaknya hewan kerbau.
Pemilihan hewan kerbau ini kemudian dimaknai sebagai teman para petani yang membantu membajak sawah.
Masyarakat yang mendengar wangsit Buyut Karti pun berdandan layaknya kerbau dan kemudian menjadi sebuah tradisi.
Tradisi kebo-keboan dilakukan dalam tiga tahap yaitu pada tahap pertama adalah selametan.
Selametan ini dilakukan dengan 12 tumpeng, lauk pauk, jenang sengkolo, hingga tujuh jenis jenang suro.
Nah, tumpeng akan dimakan secara bersama seluruh masyarakat di sepanjang jalan desa.
Selain itu, para tetua desa juga akan melakukan ritual di beberapa tempat, seperti Watu Loso, Watu Gajah, dan Watu Tumpeng.
Lalu, akan ada 30 orang yang sudah berdandan seperti kerbau, yang akan diarak mengelilingi empat penjuru desa.
Selama proses mengarak akan dipimpin oleh tokoh adat setempat hingga ke setiap penjuru desa.
Menariknya, pada bagian belakang arak-arakan manusia berdandan kerbau, akan ada kereta yang digunakan oleh Dewi Sri.
Baca Juga: Contoh Tradisi Keagamaan yang Berkembang di Indonesia, Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka
Dewi Sri ini merupakan lambang dewi padi dan kesuburan yang menjadi tanda harapan bagi masyarakat desa setempat.
Tahap terakhir adalah menanam benih pada yang dilakukan oleh manusia kerbau.
Benih itu pun secara simbolis akan diberikan dari Dewi Sri, yang simbolis diperankan oleh warga, pada manusia yang berdandan seperti kerbau.
Tradisi ini pun masih dilakukan hingga saat ini dan bisa disaksikan masyarakat sekitar.
Dengan tradisi ini, masyarakat bergotong royong dan memperkuat kebersamaan dalam setiap prosesnya.
Nah, itu sejarah singkat serta proses dilakukannya tradisi kebo-keboan yang ada di Banyuwangi.
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Di desa mana tradisi kebo-keboan dilakukan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR