Bobo.id - Bali adalah salah satu wilayah yang punya banyak tradisi salah satunya adalah tradisi Nyepi.
Tradisi ini dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Hindu yang ada di Bali.
Pada materi kelas 3 SD kurikulum merdeka, teman-teman akan belajar tentang tradisi Nyepi yang terkenal itu.
Hari Raya Nyepi merupakan hari besar bagi umat Hindu yang dilakukan setiap pergantian tahun Saka.
Bagi umat Hindu, Tahun Baru Saka memiliki makna sebagai hari kebangkitan, hari pembaruan, hari kebersamaan, hari toleransi, hari kedamaian, hingga hari kerukunan nasional.
Nah, untuk merayakan Tahun Baru Saka ini, umat Hindu melakukan Nyepi selama 24 jam.
Tahun Baru Saka ini berbeda dengan perayaan tahun baru lainnya.
Bila tahun baru pada umumnya dilakukan pada bulan pertama, Tahun Baru Saka justru dilakukan pada bulan kedasa atau bulan kesepuluh.
Tepatnya perayaan ini akan dilakukan pada satu hari setelah bulan baru kesembilan.
Bila dilihat dari Kalender Masehi, Hari Raya Nyepi biasa jatuh pada bulan Maret atau April.
Pada hari pertama bulan kesepuluh ini, umat Hindu percaya sebagai hari bersih untuk memulai dengan lembaran hidup baru.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Bebie di Sumatra Selatan, Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka
Jadi, tidak heran perayaan Tahun Baru Saka dengan Nyepi ini jadi sangat penting.
Karena pentingnya perayaan ini bagi umat Hindu, pemerintah Bali dengan masyarakat mayoritas Hindu memiliki aturan khusus pada saat perayaan Nyepi berlangsung.
Agar perayaan Hari Raya Nyepi berlangsung lancar, akses keluar dan masuk Bali melalui tiga jalur, baik darat, laut, atau udara akan ditutup.
Cara itu dilakukan sebagai bentuk toleransi antara umat beragama yang ada.
Tradisi Hari Raya Nyepi ini biasa dilakukan dalam beberapa rangkaian acara atau disebut upacara.
Tahap pertama adalah upacara Melasti atau disebut Melis yang dilakukan pada sesi kesanga atau bulan ke sembilan.
Nah, pada bulan kesembilan ini, masyarakat Hindu akan menyucikan pratima yang merupakan sarana dan peralatan upacara dengan cara diarak ke laut, danau, atau sungai.
Pratima yang disucikan ini merupakan simbol Dewayang digunakan untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa.
Kemudian akan ada upacara Pengrupukan yang disebut juga dengan upacara Tawur Kesanga atau Tawur Agung.
Upacara ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan alam semesta dan diri manusia dari gangguan bhuta kala, sebutan untuk roh jahat.
Dalam upacara ini, umat Hindu akan memberikan sesajen caru yang diiringi dengan arak-arakan ogoh-ogoh yang menjadi simbol bhuta kala.
Baca Juga: Mengapa Kita Harus Menghormati Pejuang? Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka
Arak-arakan akan dilakukan pada malam hari dan diakhiri dengan pembakaran ogoh-ogoh tersebut, sebagai simbol hilangnya kekuatan negatif.
Nah, pada keesokan harinya, barulah umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi.
Selama 24 jam upacara Nyepi dilakukan, masyarakat sekitar juga akan diminta untuk menghormati dengan tidak mengganggu atau membuat keributan.
Sehingga tradisi ini akan menunjukan adanya toleransi yang tinggi antar umat beragama di Bali.
Nah, itu penjelasan tentang Hari Raya Nyepi yang merupakan tradisi agama Hindu yang ada di Bali.
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Apa makna Tahun Baru Saka bagi umat Hindu? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR