Spurs juga memasuki final Liga Champions 2019, tetapi lagi dan lagi mereka harus merasakan kekalahan. Mereka harus menyaksikan Liverpool menjadi juara setelah takluk 2-0 di final yang dimainkan di Wanda Metropolitano, Madrid.
Period 17 tahun itu sudah menyaksikan banyak pelatih. Mulai dari Harry Redknapp, Andre Villas Boas, Tim Sherwood, Mauricio Pochetinno, Jose Mourinho, Antonio Conte, dan pelatih mereka sekarang, Ange Postecoglu.
Di tangan Pochetinno, Spurs 2 kali merasakan persaingan gelar Premier League. Tahun 2016, mereka harus melihat Leicester City menjadi juara, dan tahun 2017, tahun terbaik mereka di era Pochetinno, Spurs harus puas berada di posisi 2, sebab Chelsea di musim itu bersama Antonio Conte tampil menggila dan mendominasi Premier League.
Musim-musim berikutnya Spurs sudah mulai kalah saing. Era dominasi Pep Guardiola dimulai, dan Jurgen Klopp bersama Liverpool memasuki era emas mereka. Spurs pun harus puas dengan posisi 3 dan 4 di dua musim berikutnya.
Setelah Pochetinno dipecat, pelatih kelas dunia seperti Jose Mourinho dan Antonio Conte pun masih tidak bisa menghasilkan trofi bagi Spurs. Kedua pelatih tersebut bahkan tidak menghabiskan masa kontrak mereka, sebab sebelum kontrak mereka habis, mereka sudah dipecat oleh Spurs terlebih dahulu.
Spurs pun pada awal musim 2023/24 menunjuk Postecoglu menjadi pelatih. Ia berhasil membawa Spurs ke peringkat 5 pada musim pertamanya, tetapi lagi-lagi gagal di kompetisi lainnya.
Musim ini, Spurs dilanda badai cidera, dan membuat Spurs berada di posisi 14 saat artikel ini sedang ditulis. Walaupun begitu, Spurs masih ada harapan untuk bermain di suatu final.
Spurs saat ini sedang memimpin 1-0 secara agregat setelah berhasil mengalahkan Liverpool di leg pertama semi final League Cup di kandang Tottenham. Mereka saat ini sudah mempunyai satu kaki di final.
Walaupun begitu, Anfield sudah menunggu mereka di leg ke-2. Spurs harus menyiapkan mental untuk dapat mendapatkan sesuatu dari stadion itu dan mengamankan tiket mereka ke final.
Apapun yang terjadi, penggemar Spurs tentu sudah ingin merasakan Kembali euphoria menjadi juara. Bagaimana tidak, sudah 17 tahun sejak terakhir kali mereka menjuarai sebuah piala, sebuah periode waktu yang tentu tidak sebentar. Jika seseorang penggemar Spurs berumur 17 tahun dan masih SMA saat momen itu, sekarang mungkin mereka sudah menikah dan memiliki anak.
Akankah Spurs memutuskan kutukan gagal juara mereka tahun ini? Atau akankah mereka terus menerus dikenal sebagai klub "nyaris" dan menjadi bahan ejekan bagi penggemar lainnya?
Baca Juga: Liga Champions Barcelona vs Atalanta, Duel 2 Tim Pencetak Banyak Gol
Penulis | : | Gabriel Stanza |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR