Bobo.id - Halo, teman-teman! Kita simak bersama-sama dongeng anak Majalah Bobo hari ini, yuk!
Qelsa dan Bibi Safin
Cerita oleh: Hervianna A. Hiskia
Bertahun-tahun yang lampau, di desa yang tenang, hidup gadis kecil bernama Qelsa. Ia tinggal bersama bibinya yang bernama Bibi Safin, serta dua kucing hitam bernama Vet dan Mins.
Menurut Qelsa, Bibi Safin adalah bibi yang terbaik di dunia. Tiap pulang berpergian, Bibi Safin tak pernah lupa membawa oleh-oleh. Keranjang bunga, permen madu, selai stroberi, gaun renda, dan banyak lagi.
Namun, Bibi Safin tak pernah menunjukkan wajah ramah pada orang lain. Kerut-kerut di pipinya selalu ada kapan saja, di mana saja. Amat menyeramkan.
Teman Qelsa pernah mengatakan bahwa Bibi Safin adalah seorang penyihir.
"Tidak mungkin! Bibi Safin hanya tidak pandai bergaul," Qelsa membantah keras ucapan temannya.
"Kau tahu, saat bibimu melewati sungai, air sungai tiba-tiba bergejolak. Rasa susu bibimu pun aneh. Bukankah itu bukti kalau bibimu penyihir?" cibiran teman-teman Qelsa melotot. Temannya yang lain juga ikut menimpali.
"Bessy kucingku pernah terbitir-birit saat bertemu bibimu. Kasihan Bessy... dia masuk got dan kakinya patah..."
"Tukang sihir biasanya naik sapu terbang dan memelihara kucing hitam. Bibimu kan memelihara dua kucing hitam!"
Baca Juga: Dongeng Anak: Tobi dan Genderang Penyelamat
Qelsa tak mau mendengar lagi. Dia berlari pulang dengan hati dongkol.
"Penyihir apaan?! Kucing hitam apaan?!" gerutu Qelsa sambil memeluk Vet dan Mins erat-erat. Keduanya mengeong perlahan sambil menggoyang-goyangkan ekornya.
Saat Bibi Safin pulang, Qelsa langsung mengadu. Bibinya diam saja. Lalu berkata perlahan,
"Bibi memang penyihir!"
"Bibi bohong!" jerit Qelsa tertahan.
"Tak mungkin Bibi penyihir.. huhuhu!" Qelsa terisak.
"Dengar Qelsa. Bibi memang penyebab susu menjadi asam dan Bessy jatuh ke got," wajah Bibi Safin makin serius.
"Sebenarnya Bibi tidak menghendaki hal itu terjadi."
"Lalu kenapa Bibi lakukan?" tanya Qelsa masih dengan tatapan tak percaya.
Bibi Safin mulai bercerita, "Bibi serta ayah ibumu berasal dari Desa Penyihir. Di sana kami diajari berbagai macam ilmu sihir oleh Penyihir Kerdil. Dia yang memimpin desa kami."
Qelsa mendengarkan sambil meremas-remas ujung roknya.
Baca Juga: Dongeng Anak: Keinginan Peri Kecil
"Bibi, ayah, dan ibumu adalah murid-murid kesayangan Penyihir Kerdil. Karena merasa diistimewakan, kami bertiga menjadi sombong lalu bersaing ilmu sihir."
"Siapa yang akhirnya menang, Bi?" tanya Qelsa.
"Tidak ada. Kami sama pandai," jawab Bibi Safin.
"Akhirnya kami mulai adu ilmu mengubah diri sendiri. Di situlah Bibi kalah. Saat ayahmu menyuruh Bibi berubah menjadi kupu-kupu, Bibi lupa mantranya. Bibi kesal. Tiba giliran ayah dan ibumu, Bibi menyuruh mereka berubah menjadi kucing. Bibi yakin mereka tidak dapat melakukannya."
"Mengapa Bibi yakin?" potong Qelsa.
"Karena Penyihir Kerdil memang tak pernah mengajarkan ilmu itu."
"Tapi akhirnya berhasil, kan Bi?" Bibi Safin mengangguk pelan.
"Kalau begitu, Ayah dan Ibu hebat, ya?" Qelsa tersenyum bangga. "Tidak diajarkan ternyata bisa."
Bibi Safin menarik napas. "Tidak seharusnya aku menyuruh mereka menjadi kucing... karena tidak ada mantra yang dapat mengubah mereka kembali menjadi manusia."
"Apa?!" Qelsa terlonjak.
"Apa Penyihir Kerdil tak bisa menolong?"
Baca Juga: Dongeng Anak: Tigro si Harimau Laut
"Dia benci kucing, sehingga tidak pernah mempelajari ilmu sihir yang berhubungan dengan kucing." suara Bibi Safin melemah.
"Akhirnya Bibi diusir dari Desa Penyihir sambil membawa kamu yang saat itu masih bayi."
"Ayah dan Ibu?" tanya Qelsa cepat.
"Mereka juga kubawa... mereka adalah Vet dan Mins." suara Bibi Safin bergetar.
Antara percaya dan tidak percaya, Qelsa mendengar kenyataan itu.
Selesai bercerita, Bibi Safin jatuh bersimpuh dengan air mata bercucuran. Dia
memeluk Vet dan Mins erat-erat.
"Andaikan aku tahu cara mengubah kalian kembali... aku menyesal. Aku egois! Aku telah membuat kalian menderita! Aku.... huhuhu...." Bibi Safin tak sanggup berkata-kata lagi. Dia menangis meraung-raung.
Qelsa pun ikut menangis. Dia tahu Bibi Safin sangat menyesali perbuatannya. Dia pasti sudah memendam rasa sesal itu selama bertahun-tahun. Pantas wajahnya tak pernah ramah pada orang lain.
BUUUM!!
Tiba-tiba asap tebal memenuhi ruangan. Dua sosok manusia muncul dari selubung asap yang perlahan-lahan mulai menipis.
"Safin, kami telah kembali. Penyesalanmu yang begitu dalam telah mengembalikan wujud kami semula," kata Vet dan Mins yang telah berubah menjadi manusia kembali.
Baca Juga: Dongeng Anak: Lukisan Pak Willem
Rupanya dulu ayah dan ibu Qelsa mencuri baca buku ilmu sihir mengubah diri menjadi kucing. Karena ingin membuktikan diri lebih hebat, mereka lupa kalau tidak mempelajari ilmu sihir mengubah diri menjadi manusia kembali. Tapi mereka sudah menerima hukumannya.
Sekarang semuanya sudah berakhir. Qelsa bertemu orang tuanya kembali. Bibi Safin pun mulai berwajah ramah pada orang lain. Sapi-sapi tidak ada yang menghasilkan susu asam. Dan Bessy si kucing tidak takut lagi.
---
Tonton video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR