Bobo.id - Halo, teman-teman! Kita baca bersama-sama cerpen Majalah Bobo hari ini, yuk!
Terima Kasih Tuhan
Oleh Vanda Parengkuan
Zenitsia turun dari mobil dengan anggun. Hari ini ia memakai tas dan sepatu baru. Pita rambutnya pun baru, berwarna merah. Rubi menyentuh pita itu. Oi, halusnya! Kata Zenitsia, pita itu terbuat dari bahan berudu ... eh, beludru … eh, berull ... ah, Rubi lupa! Pokoknya bunyinya seperti itu!
Zenitsia anak tunggal. Mamanya selalu takut jika terjadi apa-apa padanya. Karena itu, ia tidak boleh main di luar rumah. Walaupun begitu, Zenitsia alias Icha, punya banyak sekali boneka. Boneka-boneka yang tidak dijual di kota kecil tempat Rubi tinggal itu. Mama Icha membelinya di Jakarta. Lucu-lucu! Namanya pun bagus-bagus. Teddy Bear, Barby, Kitty, Roger Rabbit …. Oh, iya! Icha juga punya banyak pita rambut, tas, dan sepatu. Rubi pernah melihatnya waktu diajak bermain di rumah Icha.
"Kamu memang beruntung, Cha! Punya banyak boneka, pita rambut, tas, sepatu .... Wah, iri aku!" ujar Rubi jujur saat mereka melangkah masuk ke halaman sekolah.
Mendengar itu, wajah Icha berubah murung. Rubi heran.
"Kamu bodoh, Ru, kalau iri padaku! Harusnya aku yang iri padamu!" ucap Icha.
Rubi semakin heran. "Aku, kan, tidak punya apa-apa! Untuk apa kau iri padaku?"
"Ck, ck, ck! Kamu sebenarnya sangat beruntung, Ru! Cuma kamu saja yang tidak sadar!"
Icha sedikit kesal. la lalu menceritakan isi hatinya. Sejak dulu, ia selalu iri jika mendengar Rubi bercerita di kelas. Pengalaman-pengalaman Rubi selalu menarik. Mengumpulkan bintang-bintang laut di pantai, menikmati es jualan Pak Ulus sambil mendengar dongengnya di tanah lapang, makan jambu air di atas pohon ....
Baca Juga: Cerpen Anak: Pisang Lompat Tali
Analisa Klub: Liverpool, Kini Dicap Gagal tapi Sejatinya Tampil di Luar Ekspektasi
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR