Bagian keenam adalah tor tor sitioti atau kemurnian. Tarian ini diiringi irama gondang yang tenang dan agung. Para penari mengambil sikap hormat dengan menyembah seolah sedang menunggu sesuatu.
Pada bagian terakhir atau ketujuh para penari menarik ulosnya, lalu mengangkat tangan sambil berteriak horas!
Tor Tor Moderen
Tari tor tor tradisional sampai sekarang masih lestari. Namun, tarian ini hanya diadakan pada ritual-ritual adat besar. Sedangkan tarian tor tor yang digelar pada acara-acara yang bukan ritual atau adat biasanya merupakan tarian tor tor yang sudah berubah atau bertransformasi menjadi tor tor moderen dan menyesuaikan zamannya.
Sekarang, tor tor moderen menempatkan diri sebagai tarian pergaulan pada setiap kegiatan orang Batak dimana pun. Tidak hanya suku Batak di Sumatera Utara, tetapi juga di tempat-tempat lain, termasuk di penjuru dunia. Tari tor tor digelar untuk memeriahkan upacara perkawinan, reuni atau kumpul-kumpul kekerabatan, acara perpisahan sekolah, bahkan memeriahkan kemenangan pertandingan sepak bola.
Tak ada yang salah dengan tarian tor tor moderen ini. Karena dengan tor tor yang ada sekarang, semua suku Batak di seluruh pelosok negeri, bahkan di belahan dunia mana pun bisa berkreasi menarikan tor tor.
Dengan cara itu, tarian tor tor tidak akan hilang, karena setiap orang Batak merasa bangga dengan tarian tor tor. Lestarikan tari tor tor! Horas!
Teks: Sigit Wahyu, Sumber: Ensiklopedi Nasional Indonesia, Sumber foto: tribunnews.com
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR