Pada zaman dulu, badak jawa (Rhinoceros sondaicus) mudah ditemukan di hutan-hutan pegunungan di Pulau Jawa dan Sumatera. Namun kini, satwa bercula satu ini menjadi hewan paling langka di dunia. Badak jawa hanya tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon di Provinsi Banten.
Tak Punya Musuh
Badak jawa adalah hewan yang tidak memiliki musuh. Mereka tidak mengganggu hewan lain, juga tak pernah diganggu hewan lain. Bagaimana dengan harimau? Mana bisa harimau mengalahkan badak. Badak itu tenaganya sangat kuat dan kulitnya sangat tebal. Mana mau harimau menerkam badak?
Bagi manusia, badak juga bukanlah hama yang merugikan. Bahkan, hewan ini cenderung menghindar dan menjauh bila mencium bau manusia. Karena hidupnya tenang dan tidak punya musuh, badak di hutan bisa beranak pinak dengan aman dan nyaman.
Diburu
Akan tetapi, populasi badak mulai terganggu, sejak manusia merambah hutan untuk membuat ladang dan tempat tinggal. Padahal, hutan adalah lumbung makanan bagi badak. Karena hutan tempat tinggal badak semakin terdesak oleh manusia, badak pun menyingkir ke daerah lain. Ketika habitatnya terganggu, badak tidak dapat berkembang biak dengan baik, sehingga populasinya pun terganggu.
Populasi badak jawa berkurang dengan cepat ketika manusia mulai memburu satwa ini untuk diambil culanya. Konon, cula badak ini digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional. Karena permintaan terhadap cula badak cukup tinggi dan harganya mahal, badak yang semula dianggap tidak berguna menjadi incaran para pemburu.
Selama ratusan tahun, badak jawa diburu secara liar dan tak terkendali. Sedangkan perlindungan terhadap badak jawa pun baru dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1931, ketika satwa berkulit tebal ini sudah nyaris punah.
Ujung Kulon
Kini, badak Jawa hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten. Jumlahnya pun diperkirakan hanya tinggal sekitar 60-an ekor. Untuk menyelamatkan badak jawa, kini di Ujung Kulon dibangun pusat studi dan konservasi badak jawa atau Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA).
Bedanya dengan tempat konservasi sebelumnya, JRSCA merupakan kandang raksasa dengan luas sekitar 4.000 hektar yang dikelilingi pagar yang dialiri listrik. Dengan kandang raksasa ini diharapkan badak jawa bisa memiliki habitat yang lebih tenang, sehingga bisa berkembang biak dengan aman.
FAKTA DALAM ANGKA
Populasi badak jawa di Ujung Kulon 63 ekor.
Badak jawa hanya memiliki 1 cula. Panjangnya 25 sampai 30 cm.
Berat badak jawa dewasa bisa mencapai 2.300 kg.
Tinggi badak jawa antara 1.4 sampai 1.7 meter.
Panjang badak jawa antara 2 sampai 4 meter.
Dalam sehari badak jawa perlu makan rumput dan dedaunan seberat 50 kg.
Dalam sehari badak jawa menjelajah hutan sejauh 14 sampai 20 km.
Badak jawa dapat hidup sampai 30 – 45 tahun.
Induk badak jawa akan melahirkan bayi badak setelah mengandung selama 15 bulan.
Anak badak jawa mulai disapih dari sang induk setelah umur 2 tahun.
Foto: rhinoresourcecenter.com
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR