Anak-anak kebun teh bersekolah di SDN Cikoneng. Sekolah mereka ini juga dibangun di tengah kebun teh. SD N Cikoneng sudah ada sejak tahun 1997.
Dulu, sebelum sekolah ini dibangun oleh pemerintah, anak-anak kebun teh belajar di sekolah jauh yang dirintis oleh Pak Rudi di desa Rawa Gede dan sekolah jauh yang dirintis oleh Pak Ibin di desa Cibulao.
Konon, karena sekolah jauh tersebut muridnya cukup banyak, maka pemerintah daerah bekerjasama dengan pengelola perkebunan teh Ciliwung membangun SDN Cikoneng.
SDN Cikoneng ini menampung anak-anak kebun teh yang tinggal di Cibulao, Cikoneng, dan Rawa Gede.
Ke Sekolah Naik Truk
Jarak dari kampung ke sekolah cukup jauh. Jalannya berliku-liku dan naik turun bukit. Di sana tidak tersedia angkutan, sehingga pergi dan pulang sekolah, mereka harus jalan kaki selama sejam.
Satu-satunya tumpangan adalah ikut naik truk yang mengangkut para buruh pemetik daun teh. Untuk bisa menumpang truk, anak-anak harus sudah siap di jalan simpang tiga di luar kampung pada jam 6 pagi. Kalau sampai telat, dan truk sudah lewat, mau tak mau mereka harus jalan kaki.
Dengan menumpang truk, perjalanan ke sekolah hanya perlu waktu 20 menit. Sesampai di sekolah, mereka langsung berbagi tugas untuk menyapu ruang kelas dan halaman sekolah.
Saat Cuaca Buruk
Cuaca buruk seperti hujan dan kabut tebal adalah tantangan yang paling berat bagi murid dan guru di SDN Cikoneng.
Kalau hujan deras dan kabutnya tebal, kegiatan sekolah terpaksa tidak diadakan. Sebagai pengganti kegiatan sekolah, anak-anak biasanya belajar di rumah Ibu Guru Elly yang tinggal di desa Cibalao.
Berkumpul dan Bermain
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR