Anak-anak kebun teh adalah anak-anak yang selalu bersemangat dan ceria. Meskipun mereka tinggal di tempat sepi dan terpencil, hari-harinya selalu seru dan menyenangkan. Mereka tinggal di tengah kebun teh di kawasan Puncak, Jawa Barat.
Kampung Cibalao yang Sepi
Anak-anak kebun teh berbeda dengan kita yang tinggal di perkampungan atau kompleks perumahan yang ramai.
Anak-anak kebun teh tinggal di tempat terpencil dan sepi. Tidak ada kendaraan lalu lalang. Sejauh mata memandang yang terlihat adalah hamparan kebun teh yang menghijau. Sekali-sekali tampak burung elang terbang melayang-layang mengitari perbukitan untuk mangsa.
Bila senja tiba, suasana kampung semakin sepi karena semua anak akan berada di dalam rumah untuk berlindung dari udara dingin pegunungan.
Anak-anak kebun teh tinggal di kampung kecil Cibalao. Kampung Cibalao sesungguhnya merupakan bedeng-bedeng sederhana, tempat para buruh kebun teh tinggal.
Para buruh perkebunan harus tinggal di bedeng-bedeng yang dibangun oleh perusahaan perkebunan teh Ciliwung karena sejak pagi-pagi hingga petang, mereka harus bekerja memetik pucuk-pucuk daun teh.
Anak yang Mandiri
Anak-anak kebun teh, anak yang mandiri. Dari pagi hingga petang, orang tua mereka sibuk bekerja di kebun teh. Mereka ditempa oleh keadaan, sehingga apa pun harus dikerjakan sendiri.
Menyiapkan baju sekolah, menyeterika, mencuci, menyiapkan makanan, semua harus dilakukan sendiri karena orang tua mereka bekerja di kebun.
Meskipun semua harus dilakukan sendiri, anak-anak kebun teh tak ada yang mengeluh. Semua pekerjaan dilakukan dengan gembira.
SD Cikoneng
Anak-anak kebun teh bersekolah di SDN Cikoneng. Sekolah mereka ini juga dibangun di tengah kebun teh. SD N Cikoneng sudah ada sejak tahun 1997.
Dulu, sebelum sekolah ini dibangun oleh pemerintah, anak-anak kebun teh belajar di sekolah jauh yang dirintis oleh Pak Rudi di desa Rawa Gede dan sekolah jauh yang dirintis oleh Pak Ibin di desa Cibulao.
Konon, karena sekolah jauh tersebut muridnya cukup banyak, maka pemerintah daerah bekerjasama dengan pengelola perkebunan teh Ciliwung membangun SDN Cikoneng.
SDN Cikoneng ini menampung anak-anak kebun teh yang tinggal di Cibulao, Cikoneng, dan Rawa Gede.
Ke Sekolah Naik Truk
Jarak dari kampung ke sekolah cukup jauh. Jalannya berliku-liku dan naik turun bukit. Di sana tidak tersedia angkutan, sehingga pergi dan pulang sekolah, mereka harus jalan kaki selama sejam.
Satu-satunya tumpangan adalah ikut naik truk yang mengangkut para buruh pemetik daun teh. Untuk bisa menumpang truk, anak-anak harus sudah siap di jalan simpang tiga di luar kampung pada jam 6 pagi. Kalau sampai telat, dan truk sudah lewat, mau tak mau mereka harus jalan kaki.
Dengan menumpang truk, perjalanan ke sekolah hanya perlu waktu 20 menit. Sesampai di sekolah, mereka langsung berbagi tugas untuk menyapu ruang kelas dan halaman sekolah.
Saat Cuaca Buruk
Cuaca buruk seperti hujan dan kabut tebal adalah tantangan yang paling berat bagi murid dan guru di SDN Cikoneng.
Kalau hujan deras dan kabutnya tebal, kegiatan sekolah terpaksa tidak diadakan. Sebagai pengganti kegiatan sekolah, anak-anak biasanya belajar di rumah Ibu Guru Elly yang tinggal di desa Cibalao.
Berkumpul dan Bermain
Sepulang sekolah, kegiatan rutin yang dilakukan anak-anak kebun teh adalah berkumpul dan bermain bersama.
Anak laki-laki, biasanya suka bermain sepak bola di halaman masjid. Kadang anak laki-laki ikut bergabung bersama anak perempuan untuk main permainan tradisional seperti petak umpet, engklek, ular-ularan, jamuran, dan lainnya.
Canda, tawa, dan sorak-sorai selalu mewarnai permainan mereka di sore hari. Sungguh permainan yang seru.
Meskipun kehidupan sehari-hari anak-anak kebun teh berbeda dengan kita, mereka adalah teman-teman kita. Keseharian mereka yang berbeda dengan kita menjadi bukti keragaman bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, berbagai budaya, dan berbagai kebiasaan dan gaya hidup yang beradaptasi dengan lingkungan.
Gaya hidup dan keseharian anak-anak kebun teh adalah bentuk adaptasi dengan alam dan lingkungan. Tanpa adaptasi dengan alam dan lingkungan sekitar, kita tidak mungkin bisa bertahan.
Dengan mengetahui kehidupan sehari-hari teman-teman kita dari berbagai pelosok, kita jadi tahu bahwa #Berbeda itu Seru.
Kita, sebagai generasi masa depan Indonesia percaya, bahwa #Berteman dalam Keragaman itu akan selalu ada di dalam hati setiap anak-anak Indonesia, karena #Berbeda Bukan Masalah.
Foto-foto: Ricky Martin | Bobo.ID
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR