"Kuburan teman. Panggil saja saya Oma Lusi," jawab si oma yang mirip dengan oma Iva yang gemuk pendek.
"Kuburan teman?" Iva menegaskan. Oma Lusi duduk dekat Iva, lalu berkata, "Ya, teman, atau lebih tepat disebut sahabat. Namanya Ana. Dulu Oma menikah dengan duda beranak empat. Oma sulit menghadapi anak-anak itu, karena mereka tidak menerima Oma. Rasanya Oma putus asa. Tapi Ana selalu mendorong Oma untuk menerima kenyataan dan terus berusaha mendekati anak-anak itu. Karena dorongannya Oma bertahan. Akhirnya semua berjalan baik dan sekarang keempat anak itu sudah dewasa. Ada yang jadi dokter, insinyur, notaris, dan ahli pertamanan."
Iva terdiam. Sekarang dia bisa memahami kesulitan seorang ibu tiri. Lalu Iva bercerita tentang keluarganya.
"Memang perlu waktu untuk saling memahami. Tapi tindakanmu kali ini keliru. Kamu akan membuat orang di rumah bingung karena pergi tanpa pamit."
Oma Lusi menanyakan alamat rumahnya. Lalu mengajak Iva pulang. Mereka akan naik bus bersama karena arahnya sama. Tiba-tiba Iva terkejut. Seorang perempuan langsing turun dari taksi. Mami Ti datang. Setengah berlari ia menuju ke arah Iva. Setelah tiba di sana ia memeluk Iva.
"Oh, syukurlah Iva selamat. Mami Ti sangat cemas. Tadi Mami Ti bergegas menyelesaikan jahitan, lalu menunggu Iva pulang. Mami Ti mau mengantar Iva ke kuburan Mama, tapi Iva tidak muncul-muncul!"
Mata Iva berlinang. Tak disangkanya Mami Ti begitu memperhatikannya. Sesungguhnya Iva juga harus memahami kesibukan Mami Ti. Dan ia juga bersalah karena pergi tanpa pamit.
"Mami Ti, maafkan Iva. Iva menyusahkan," kata Iva.
"Sudah, jangan diingat lagi. Maafkan juga Mami Ti karena tidak mengantar Iva," kata Mami Ti.
Oma Lusi juga pamit. Mereka bertiga melangkah ke luar kompleks kuburan. Dalam hati Iva berjanji untuk lebih memahami maminya. Ternyata Mami Ti adalah ibu tiri yang baik. Iva juga akan minta Doni agar selekasnya berkumpul kembali. Perut Iva sangat lapar, dan Iva berharap mereka lekas tibadi rumah.
TAMAT
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Widya Suwarna
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR