Monster hutan berbulu tebal. Pundaknya lebar seperti gorila. Ia memakai kalung yang terbuat dari tanduk. Menurut cerita Serigala Tua, kalung itu adalah sumber kekuatan monster hutan.
Monster itu mendekat ke api unggun sambil terus mengendus. Matanya memang buram dan hanya bisa melihat dari jarak dekat. Putra Serigala Tua sembunyi di bawah bayangan pohon.
Monster itu mendekat ke api dan mengendus aroma sup lezat. Tanpa sengaja, tangannya masuk ke panci berisi sup mendidih. Ia berteriak kesakitan dan mengira ada yang menggigitnya. Monster itu langsung mengamuk ke sekeliling. Ia melihat samar-samar ke mantel yang tergantung di dahan dan mengira itu musuhnya. Ia langsung menyambar mantel itu lalu merobek-robeknya.
Putra Serigala Tua sadar, ia tak bisa mengalahkan makhluk itu. Namun ia teringat cerita ayahnya dulu bahwa monster hutan suka mendengar nyanyian. Maka, ia pun mulai menyanyi.
Monster hutan melihat ke arah Putra Serigala Tua dengan tertegun. Amarahnya mereda. Ia pun duduk dan mendengarkan lagu dengan tenang. Namun saat Putra Serigala Tua berhenti menyanyi, monster itu mengamuk lagi. Terpaksa ia terus menyanyi.
Api unggun kini semakin kecil dan harum sup tidak tercium lagi. Angin berubah arah dan bertiup ke arah Putra Serigala Tua. Sementara itu, Putra Serigala Tua tak kuat lagi menyanyi. Ia terbatuk-batuk.
Monster hutan berdiri dan mulai menyerang lagi dengan kekuatannya yang besar. Putra Serigala Tua segera berlari ke dekat sebatang pohon besar yang kokoh. Lalu sembunyi di baliknya.
Monster itu mengira batang pohon itu adalah Putra Serigala Tua. Ia berlari cepat dan menabrakkan diri ke batang pohon itu. Monster itu jatuh terduduk. Putra Serigala Tua tak mau menyia-siakan kesempatan. Dengan pedangnya, ia mencongkel kalung si monster hingga putus dan terlontar agak jauh. Putra Serigala Tua langsung mengambil kalung itu.
Monster hutan itu masih terduduk di tanah, tak percaya kalau lawannya sangat kuat. Ia tetap tidak tahu kalau ia telah menabrak pohon kokoh. Di saat yang sama, ia juga terkejut karena kalungnya tak ada lagi. Karena merasa sumber kekuatannya hilang, monster hutan itu bergegas lari, melompat dari dahan ke dahan, dan hilang dalam kegelapan hutan.
Putra Serigala Tua membawa pulang kalung tanduk itu. Kijang Riang menyambutnya dengan gembira. Setelah makan malam bersama, kedua kakak adik itu duduk di perapian. Putra Serigala Tua menyerahkan kalung tanduk yang sudah putus itu pada adiknya dan berkata,
“Dulu aku kehilangan pedangku. Tapi hari ini, aku melakukan sesuatu yang hebat. Tolong buatkan kalung yang pas untukku dari bahan ini, adikku. Dan mulai hari ini, namaku adalah Beruang Besar. Itulah nama yang diberikan Ayah ketika aku lahir. Biarlah penduduk desa juga tahu,” kata Beruang Besar.
(Dok. Majalah Bobo /Folklore)
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Dok. Majalah Bobo / Folkore |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR