Oki dan Nirmala ingin sekali makan cokelat. Mereka pun pergi ke toko cokelat. Tapi... "Yaa, tokonya tutup, Ki!" seru Nirmala kecewa. Banyak anak lain juga kecewa.
KUSSUSANI
Raksasa Dungkok (I)
Pemilik toko cokelat menjelaskan, "Maaf, tokoku kehabisan persediaan cokelat. Sudah beberapa para periperi hutan tidak ke sini. Mereka biasa membuat cokelat."
KUSSUSANI
Raksasa Dungkok (I)
"Hmm, mungkin mereka sedang sakit," gumam Nirmala. Nirmala dan Oki lalu pergi ke hutan. Tapi, peri-peri hutan tak tampak. Hanya ada manusia-manusia umbi sedang menangis.
KUSSUSANI
Raksasa Dungkok (I)
"Ratu Peri dan peri hutan ditangkap Raksasa Hidung Bengkok. Sekarang mereka dikurung di gua. Persediaan cokelat dan permen diambil semua," ujar salah satu manusia umbi.
KUSSUSANI
Raksasa Dungkok (I)
Nirmala dan Oki mengikuti jejak cokelat dan permen yang berjatuhan di tanah. Akhirnya mereka melihat raksasa yang tertidur kekenyangan. Mulutnya belepotan cokelat.
KUSSUSANI
Raksasa Dungkok (I)
Di tepi sungai, tampak sebuah rakit. Nirmala lalu menyulap, "Sim salabim!" Ow, rakit itu menjadi besar. Nirmala menyulap kembali, "Sim salabim!" Wah, raksasa itu terangkat ke atas rakit.
KUSSUSANI
Raksasa Dungkok (I)
7. "Selamat jalan, Raksasa Dungkok!" seru Nirmala. Oki dan manusia-manusia umbi tertawa geli. "Saat bangun nanti, dia pasti bingung berada dimana!" ujar salah satu manusia umbi. "Dan ia tidak akan mengganggu lagi peri-peri hutan yang membuat cokelat," sambung Nirmala. (Bersambung) (Cerita : Vanda Parengkuan/Ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
LEGO Hadirkan Petualangan Seru di Gift The Superpower of Play
KOMENTAR