Apakah kamu pernah melihat terumbu karang? Terumbu karang adalah ekosistem bawah laut yang terbentuk dari kumpulan binatang karang yang membentuk susunan kalium karbonat seperti batu kapur. Eksosistem di sini artinya adalah suatu tempat hidup bagi satwa-satwa di sana.
Ekosistem tertua di bumi
Terumbu karang termasuk ekosistem yang paling tua di bumi. Dia membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh, yaitu sekitar 5.000 sampai 10.000 tahun. Jadi, bisa saja terumbu karang yang kita lihat saat menyelam di bagian permuakaan laut (snorkeling) sudah berusia 1.000 tahun. Wah!
Selain tempat hidup satwa laut, terumbu karang adalah tempat mereka untuk mencari makan, berlindung, dan tempat untuk berkembang biak. Oleh karena itu, kita diharapkan untuk menjaga terumbu karang agar tidak rusak sehingga satwa laut tidak punah dan tidak kehilangan tempat tinggal.
Selain bermanfaat untuk makhluk hidup bawah laut, terumbu karang juga bermanfaat bagi manusia yang dijadikan sebagai objek wisata. Begitu juga dengan rumput laut, udang, dan ikan yang hidup di terumbu karang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan masyarakat setempat.
Adanya terumbu karang juga berfungsi untuk melindungi pantai dan daerah tepi laut karena dapat memperkecil ombak yang menuju daratan. Sehingga ombak yang datang tidak merusak pantai dan melindungi ekosistem di pinggir pantai.
Terumbu karang di Indonesia
Luas terumbu karang yang ada di perairan Indonesia ternyata mencapai 60.000 kilometer persegi. Wah, luas sekali ya! Ini makanya Indonesia dikenal dengan keanekaragaman flora dan fauna yang hidup di laut. Tetapi masih banyak yang tidak sadar akan pentingnya terumbu karang dan kurang menjaga keberadaannya. Sekitar 46 persen terumbu karang di Indonesia sudah rusak dan 4 persen dalam keadaan yang kritis.
Penyebab rusaknya terumbu karang yang paling utama adalah adanya sampah plastik. Terumbu karang yang tertutup sampah plastik selama empat hari akan mengalami pemutihan lalu mati.
Jangan sampai keadaan seperti ini terjadi lagi ya, teman-teman. Yuk, kita sama-sama menjaga terumbu karang!
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR