Merekapun tertawa bersama.
Sekitar pukul 3 sore, Luh Ayu, Bapak, dan Ibu sudah siap untuk berangkat. Tak menunggu waktu lama mereka pun langsung berjalan menuju depan gang untuk naik bemo (angkot). Untung saja masih ada angkot dari depan jalan sampai ke taman puputan Badung. Jadi, perjalanan lebih hemat dan mengurangi polusi.
Sesampainya di puputan, Luh Ayu langsung menuju ayunan, permainan yang ia suka. Ibu dan Bapak mencari tempat yang pas, lalu menggelar tikar kecil untuk duduk.
Luh Ayu begitu bahagia dan menikmati hijaunya rumput taman yang luas. Ia berlari kesana kemari. Ibu dan Bapak mengobrol sambil sesekali mengambil foto Luh Ayu.
Setelah lelah berkeliling, Luh Ayu menuju tempat Ibu dan Bapak.
“Wah ada balon!” seru Luh Ayu.
“Ini. Bapak beli buat Iluh,” kata Bapak.
“Yaaaaaay,” jawab Iluh girang.
Bapak pun segera mengikat benang balon ke pergelangan tangan kiri Iluh,”Ini Luh supaya tidak terbang,” kata Bapak.
Mereka bertiga lalu duduk bersama dan menikmati pisang goreng yang sudah dibuat di rumah. Iluh sudah makan tiga potong pisang goreng dengan lahapnya.
Tak lama kemudian, terdengar suara panggilan ke arah panggung yang berisi patung burung.
“Bu, pertunjukkannya sudah mau mulai. Ayo ke sana!” kata Luh Ayu penuh semangat.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR