Agus senang sekali karena ini hari Jumat. Biasanya Bapak akan pulang dari kota selepas bekerja membawa oleh-oleh, kadang pisang goreng, roti kismis, atau berbagai makanan lainnya untuk dinikmati sambil menonton televisi bersama.
“Gus, nanti sore main di rumahku yuk,” kata Anom.
“Hmmm, nggak ah Nom, Bapak pulang sore ini dari kota,” jawab Agus. “Gimana kalau kamu saja yang main ke rumahku?” lanjut Agus.
“Wah mau mau,” jawab Anom bersemangat.
Agus dan Anom pun berpisah di depan gerbang sekolah.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WITA, Agus baru bangun dari tidur siang. Ia langsung keluar kamar berharap Bapak sudah pulang.
“Bu, Bapak sudah pulang belum?” tanya Agus.
“Belum Gus, kan baru jam 4. Biasanya juga sampai rumah jam 5 atau 6,” jawab Ibu.
Agus pun mengangguk saja.
“Penasaran Bapak bawa apa ya?” tanya Ibu menggoda.
Agus tertawa cekikikan. “Agus mandi dulu ya Bu,” kata Agus.
“Iyalah harus mandi, kalau tidak, tidak boleh makan oleh-oleh Bapak,” kata Ibu.
Bruuuumm…
Agus segera keluar rumah ketika mendengar suara motor berhenti di depan rumah. “Pasti itu Bapak,” kata Agus. Ternyata Agus salah lagi, ternyata itu Anom yang diantar oleh Bapaknya. Memang motor Bapak Anom punya suara yang mirip dengan motor Bapak.
“Ayo Nom, masuk masuk,” kata Agus menyambut.
Anom dan Aguspun bermain bersama. Mereka sangat suka membuat berbagai kerajinan dari kulit buah. Mulai dari kulit jeruk sampai kulit durian. Semuanya bisa jadi barang kerajinan.
Bruuuummm….
Lagi-lagi ada suara motor. Agus langsung bangkit dan yakin kalau itu Bapak. Ia pun keluar dan membuka pintu. Ah… ternyata salah lagi, itu tetangga di depan rumah yang memang motornya sama dengan motor Bapak.
“Sudahlah Gus, sebentar lagi mungkin,” kata Anom menghibur.
Merekapun kembali asik merangkai sabut kelapa jadi mainan.
Bruuuuummmm….
Ada suara motor lagi. Agus terkesiap dan memilih tak keluar. Anom hanya melihat ke arah Agus dan kembali bermain. “Nggak keluar Gus?” tanya Anom. “Nggak ah, nanti salah lagi, huh!” jawab Agus.
Haaap
Bapak tiba-tiba sudah menggendong Agus dari belakang.
“Bapaaaaaak,” teriak Agus kegirangan. “Lama sekali Bapak datang. Agus sudah tunggu daritadi,” kata Agus.
“Ah, tunggu Bapak atau oleh-oleh?” kata Bapak menggoda.
“Keduanya..” kata Agus sambil tertawa.
“Ini dia oleh-olehnya…” tiba-tiba ibu datang membawa sepiring martabak lengkap dengan acar dan bumbunya.
Martabak adalah makanan kesukaan Agus. Ia bisa makan beberapa potong sekaligus saking senangnya. Agus juga suka acar walaupun rasanya agak asam.
“Bapak makasi yah oleh-olehnya. Makanan kesukaan Agus,” kata Agus sambil mengunyah potongan martabak pertamanya.
“Iyaaa, ini hadiah karena Agus sudah bantu Ibu setiap hari. Agus anak rajin,” kata Bapak memuji Agus.
Mereka pun makan martabak telur bersama-sama sambil mendengar Bapak tentang ceritanya di kota.
Cerita oleh Putri Puspita | Bobo.ID
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR