Sore itu Bu Dini mengajak Runi dan Rudi ke tempat kerjanya. Bu Dini bekerja di sebuah perusahaan jaringan toko swalayan. Walaupun bekerja di kantor, kadang-kadang Bu Dini juga berkunjung ke toko. Hari itu, setelah menyelesaikan pekerjaannya di kantor, Bu Dini mengajak anak-anaknya mengunjungi sebuah toko swalayan besar di pusat perbelanjaan di tengah kota.
“Selamat datang, Bu Dini, Runi, Rudi,” sapa Bu Rika, seorang petugas di toko.
Runi dan Rudi sudah cukup sering ke toko swalayan itu. Tak heran kalau petugas di toko itu mengenal mereka.
“Selamat datang ke toko kami,” sapa Bu Rika lagi. Saat itu ada seorang ibu yang datang.
“Bu Rika, kok, yang itu tidak disapa dengan namanya?” bisik Runi.
“Pengunjung yang itu jarang ke sini jadi Ibu belum kenal. Lagipula siapa yang tidak kenal kalian. Kalian, kan, keluarga yang memiliki toko ini,” jawab Bu Rika ramah.
“Hah? Masa, sih?” tanya Runi tak percaya.
Rudi yang mendengar percakapan itu pun heran karena mereka tidak pernah diberi tahu kalau keluarga mereka adalah pemilik jaringan toko besar itu.
“Kalau toko ini milik kita, mengapa Mama harus membayar belanjaannya? Seharusnya kita bisa ambil sepuasnya tanpa harus bayar,” ujar Runi.
“Ayo kita selidiki,” ajak Rudi.
Kedua anak itu menyelinap ke bagian kantor. Di atas meja, Rudi melihat beberapa dokumen yang di bagian bawahnya bertuliskan nama ibunya yang dilengkapi pula dengan tanda tangan. Sepertinya itu dokumen yang penting. Setelah itu kedua anak kembar itu pergi menuju gudang penyimpanan. Mereka melewati gudang penyimpanan makanan kering kemudian ke tempat makanan berpendingin udara.
“Lihat, itu pasti gudang untuk tempat menyimpan makanan berpendingin. Ayo kita ke sana,” ajak Runi.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR