Ia pun berangkat menuju balai tempat berkumpulnya para ayah setiap sore untuk membahas ke mana perginya bintang-bintang.
“Sudah aku temukan jawabannya di buku legenda ini,” kata Ayah Starsa.
Seisi balai desa menengok ke arahnya, menanti jawaban lebih lanjut.
Ayah Starsa menceritakan kebakaran hutan yang begitu hebat pernah terjadi di desa sebelah Desa Terreno. Saking besarnya, asap menutupi langit, hingga bintang hilang berhari-hari.
“Apa penyebab kebakaran itu?” tanya seorang Ayah.
“Kalau dulu karena ada yang mencoba-coba membuat api di dalam hutan,” jawab Ayah Starsa.
Semuanya kembali berpikir. Kalau kali ini tidak mungkin lagi ada percobaan seperti itu karena sudah ada korek api.
“Kita harus menemukan hutan yang terbakar itu, dan bersama-sama memadamkan apinya,” kata seorang Ayah. Semuanya setuju.
Keesokan harinya para Ayah memulai perjalanan, mereka mengajak gajah-gajah di Desa Terreno. Pasti gajah bisa membantu memadamkan api. Perjalanan ini dipimpin oleh Kepala Desa, karena ia yang mengetahui letak hutan terdekat. Walaupun hutan terdekat, tetapi butuh waktu lebih dari satu hari untuk sampai di hutan.
Sesampainya di hutan, ternyata benar. Ada asap yang membumbung tinggi, pasti ada kebakaran yang terjadi. Namun ada yang aneh. Terdengar suara orang-orang di dalam hutan. Apakah mereka tidak bisa keluar?
Memang berbahaya masuk ke kawasan kebakaran hutan, tetapi perlahan-lahan para Ayah Desa Terreno mencoba untuk mendekat kea rah suara-suara itu.
“Sebentar lagi hutan ini akan rata, lalu kita buat jadi kebun kelapa, hahahaha!” terdengar suara seorang pria.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR