“Aku mau coba melompat juga,” kata Coki iseng.
Kodok itu tertawa keras. “Tubuh kamu itu besar dan gemuk! Kamu tidak mungkin bisa melompati kayu! Kwok kwok kwok…” tawa kodok itu.
Coki dan Lusi buru-buru meninggalkan kodok yang tidak ramah itu. Di sungai, mereka melihat ada sebuah rakit. Keduanya segera naik ke rakit itu.
Namun di tengah sungai, tiba-tiba rakit itu bergerak semakin cepat dan cepat. Rupanya, mereka terjebak di arus jeram. Ya, ada jeram air terjun di depan mereka. Lusi buru-buru melompat ke air.
Sementara, Coki terbawa rakit dan jatuh di air terjun kecil. Untunglah dia selamat, bahkan tidak merasa kesakitan.
Sebelam keduanya memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya, tiba-tiba terdengar suara gerombolan lebah lagi.
“Bzzzz…”
Rupanya, karena sangat marah, lebah-lebah itu menyerang apa saja yang mereka temui. Mereka juga menyengat katak yang sombong tadi.
Lusi dan Coki diam-diam lari dari tempat itu. Dan akhirnya, sampailah mereka di gua Coki.
Lusi segera menyiapkan api unggun. Mereka lalu memanggang ikan-ikan salmon yang berhasil mereka tangkap.
“Betul-betul hari yang melelahkan. Mudah-mudahan besok nasih kita lebih baik,” kata Lusi.
“Aku harap juga begitu,” kata Coki sambil melahap ikan salmonnya. “Aku berjanji, tidak akan mencuri madu di sarang lebah lagi,” kata Coki.
Lusi hanya tersenyum. Ia ragu, apakah Coki bisa menepati janjinya.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Rizky.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR