Pelan-pelan, seekor rubah merayap naik dengan bulu warna cokelat mudanya. Ia sangat girang melihat Bella si beaver kecil. Pasti mudah ditipu, pikir rubah itu.
“Bella. Aku punya beberapa helai akar teratai untukmu. Tapi aku meletakkannya di sana,” kata rubah itu licik.
Bella sangat senang dan bersiap mengikuti rubah itu. Namun saudara Bella tahu kalau rubah itu sangat licik. Mereka tahu rubah itu sangat bahaya. Mereka berteriak memanggil, “Bella! Kembali!”
Kedua kakak beaver itu berenang ke tepi sungai dan mengusir rubah tersebut.
“Bella, kemari! Kau harusnya sudah tahu, kalau rubah itu pembohong. Ia pemangsa beaver kecil seperti kita!” nasihat Flip dan Flop.
Beberapa waktu kemudian, ayah dan ibu mereka pulang dari hutan. Mereka telah berhasil menebang pohon dengan gigi mereka.
“Ah, disana kalian semua,” kata sang ibu beaver. “Apakah semuanya baik baik saja?”
Flip dan Flop memberitahu ibu dan ayahnya tentang apa yang terjadi.
“Oh anakku!” kata ibu, memeluk ketiga anaknya. “Kita akan segera memiliki rumah di air, di dekat akar-akar pohon di tepi sungai. Kalian tidak perlu lagi takut pada rubah. Dan Bella, kau akan memiliki semua akar teratai yang bisa kamu makan.”
Sejak saat itu, Bella tidak pernah mempercayai rubah lagi.
Teks: Rizki
Dok. Majalah Bobo
Source | : | (Dok. Majalah Bobo / Fabel) |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR