"Ini tempat dudukmu," Nini menepuk sebuah kursi kosong di tengah. Mia tersenyum manis pada Nini. Ia duduk di antara Oma dan Nini.
"Hmmm, asyik sekali dimanja dua nenek," goda Papa pada Mia.
Mia tersenyum, ia menoleh pada Oma dan Nini. Namun Mia lebih senang bersama Oma karena Oma pandai.
"Kamu tahu, kenapa Oma senang masakan mamamu?" Oma tersenyum pada Mia. Mia menggeleng. Ia memandang Oma dengan rasa ingin tahu.
"Karena masakan mamamu sangat lezat," jelas Oma.
"Betul," sahut Papa.
"Kamu tahu siapa yang mengajari mamamu masak?" tanya Oma kemudian.
"Tentu Oma," jawab Mia. Namun Oma menggeleng.
"Kalau bukan Oma, lalu siapa?" Mia bertanya heran.
"Nini yang mengajarkan mamamu masak sampai pandai seperti sekarang ini. Oma ini tidak pandai masak," Oma tersenyum malu. Mia menoleh pada Nini. la melihat Nini tersenyum hangat padanya.
"Nini mengajari Mama begitu sabar. Ketika baru menikah, Mama bodoh sekali soal memasak. Nama bumbu dapur saja Mama tak hapal," cerita Mama sambil tersenyum.
"Tapi sekarang..., hmm setiap masakan Mama pasti lezat," puji Papa.
Mia kembali, menoleh pada Nini. Ada senyum yang sangat manis di wajah Mia untuk Nini. Oh, begitu bahagianya mempunyai dua nenek yang pandai!
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Pupuy Hurriah.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR