Ratu Lebah lalu terbang dengan riang. Ferko yakin, Ratu Lebah akan menepati janjinya. Maka ia pun berbaring di rumput dan tertidur nyenyak. Sementara itu, seluruh warga kerajaan bertanya-tanya. Apakah Ferko bisa membangun istana yang lebih indah dari istana Raja Gabor? Putri Ilona sendiri terdiam sedih. Ia menangis sepanjang malam karena tak tega melihat nasib Ferko yang tampan.
Pagi pun tiba. Ferko terbangun dengan segar. Tak lama kemudian, Ratu Lebah datang dan bertengger di pundaknya.
“Temanku, istana yang indah sudah siap untukmu. Sekarang, undanglah Raja Gabor ke bukit di luar tembok kota…” Ratu Lebah itu lalu bersenandung riang sambil terbang pergi.
Ferko langsung menemui Raja Gabor dan mengajaknya ke bukit. Seluruh penghuni istana dan warga kerajaan datang ke bukit itu. Semua takjub dan keheranan melihat sebuah istana yang indah dan besar di atas bukit. Istana itu terbuat dari bunga-bunga yang paling indah yang tumbuh di kerajaan itu.
Udara di sekitar istana itu menjadi sangat harum. Istana itu dibangun oleh Ratu Lebah yang telah mengumpulkan semua lebah di kerajaan itu untuk membantunya.
Raja Gabor betul-betul takjub. Mata Putri Ilona bersinar gembira melihat istana warna-warni indah itu. Namun, kedua saudara Ferko malah menjadi semakin benci pada Ferko. Mereka langsung berkata pada Raja Gabor,
“Jangan terpesona, Yang Mulia! Tentu saja Ferko bisa membuat istana indah. Dia kan seorang penyihir jahat!”
Raja Gabor seperti tersadar. Ia segera berkata pada Irgi dan Bunos,
“Ferko berhasil menyelesaikan tugas pertama. Pasti dia menggunakan ilmu sihirnya. Tapi, tugas apa lagi yang akan kita berikan padanya? Kita harus mencari tugas yang sangat sulit!”
Irgi langsung menjawab, “Seluruh gandum di ladang kerajaan ini, belum dipotong. Tugaskan saja Ferko untuk memotong seluruh gandum. Lalu harus dikumpulkan di atas bukit!”
Bunos menambahkan, “Jika ada sehelai pun jelai gandum yang tercecer, dia harus dihukum!”
Putri Ilona menjadi ketakutan saat mendengar ucapan Irgi dan Bunos.
(Bersambung)
Teks: Rizki
Dok. Majalah Bobo
Source | : | Dok. Majalah Bobo / Folkore |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR