“Ya ampun!” katanya sambil berusaha berdiri.
Raya terkejut karena Nenek sudah tidak ada lagi di kasur. Ia pun pergi ke luar dan ke kamar mandi untuk mencari Nenek, tetapi tetap tidak ketemu.
“Ke mana perginya Nenek? Ini pasti karena aku terlambat bangun,” kata Raya dengan penuh sesal.
Saat kembali ke dalam rumah, Raya melihat sebuah kotak merah muda dan sepucuk surat.
Halo Nak Raya,
Terima kasih telah menolong Nenek.
Semalam tak sengaja aku dengar kegelisahanmu. Nenek ingin balas membantu.
Bukalah kotak itu, di sana akan ada teman yang bisa menemanimu mengikuti sayembara di istana.
Pejamkan matamu dan bayangkanlah bahwa ia berubah menjadi seseorang yang akan menemanimu. Jika kau bersungguh-sungguh, maka ia akan berubah menjadi seorang nenek sepertiku dan juga nenekmu. Itu adalah nenek mungil ajaib.
Nah, yang harus kau ingat adalah ia hanya bisa berubah menyerupai manusia satu kali saja. Pergunakanlah baik-baik saat datang ke istana. Jangan lupa, berlatihlah memasak selagi ada waktu. Hanya dengan berlatih dan tulus memasak, kamu bisa memenangkan sayembara itu.
Raya membuka kotak merah muda itu. Ia mendapati sebuah mainan berbentuk nenek yang mungil, menggunakan kacamata bundar, dan celemek. Mirip sekali dengan Nenek yang ditolongnya kemarin.
“Waaaahhhh….” kata Raya takjub. Matanya berbinar melihat nenek mungil itu. "Inikah nenek ajaib itu?"
Raya menyimpan kembali nenek mungil ke dalam kotak. “Kesempatan ini hanya satu kali, aku harus menggunakannya baik-baik," kata Raya.
Raya melihat jam. Masih tersisa sekitar dua jam sebelum ia harus berangkat ke istana. Masih ada waktu untuk berlatih. Raya langsung menuju dapur dan mempersiapkan diri.
Bersambung…
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR