Di Negeri Kelinci akan ada pembukaan Taman Cita-Cita. Wah, seperti apa ya, Taman Cita-Cita itu? Anak-anak penasaran. Mereka beramai-ramai mengantri tiket untuk masuk ke Taman Cita-Cita.
Anak-anak berkeliling ke dalam Taman Cita-Cita. “Kamu bisa menjadi apa saja yang kamu inginkan. Kamu bisa jadi dokter, polisi, bahkan penjual es krim,” jelas petugas taman. Wow, seru sekali!
“Aku mau jadi masinis!” seru Tut Tut. Keren juga Tut Tut dengan pakaian masinisnya! Tut Tut belajar menjalankan kereta api mainan berkeliling taman. Tut...tuuut!!!
“Kita hiasi kue lobi-lobi dengan buah lobi-lobi segar di atasnya!” Wah, Lobi Lobi memilih menjadi juru masak. Nyam..nyam... anak-anak memandangi kue yang dibuat Lobi Lobi dengan wajah kepingin.
“Tolong kepalanya diangkat sedikit,” pinta Coreng. Rupanya Coreng sedang menjadi pelukis. Anak-anak kecil berebutan ingin dilukis Coreng. Aduh, Coreng sampai capek dan kewalahan.
Prit...priiit!!! Gaya sekali Pak Polisi Upik waktu menyeberangkan teman-temannya. Tiba-tiba Upik mendengar keramaian. “Wah, ada huru-hara! Polisi Upik harus segera bertindak!”
Ternyata, kerumunan itu bukan huru-hara. Kelinci-kelinci kecil berkerumun sambil tertawa-tawa gembira. “Ada apa, sih?” tanya Upik pada salah satu kelinci. “Ada badut. Lucu sekali!” jawab kelinci itu. “Lo, itu kan Paman Gembul!” teriak Upik. Paman Gembul menyembulkan mukanya yang coreng moreng. “Ini aku, Pik. Aku ingin jadi pemain teater, eh, malah dikira badut lucu!” Hihi... Paman Gembul ada-ada saja!
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero, Ilustrasi: Rudi
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR