“Datang ke ulang tahunku, ya... Temui anak kelinci laki-laki berbaju biru!” Begitu pesan Kutu Buku dalam undangan ulang tahunnya. “Anak kelinci laki-laki berbaju biru kan Kutu Buku!” komentar Coreng. “Aneh-aneh saja!”
“Aku sudah menyiapkan kado istimewa,” cerita Upik. “Kutu Buku pasti suka buku cerita buatanku sendiri.” Coreng juga punya persiapan istimewa. “Ssst, pita rambutku baru, lo!” bisiknya.
Anak-anak berangkat ke rumah Kutu Buku membawa kado mereka. Tapi, kenapa rumah Kutu Buku sepi, ya? “Benar kan, acaranya hari ini?” tanya Bobo meyakinkan. “Iya,” jawab Coreng sambil menunjukkan undangan.
“Kutu Buku dan keluarganya sedang pergi. Mereka membawa banyak barang,” kata Pak Peepo, tetangga Kutu Buku. “Pergi? Kan, ada pesta ulang tahun?” tanya Coreng heran. “Wah, aku tidak tahu, Nak,” jawab Pak Peepo.
“Kutu Buku bohong!” kata Upik. “Eh, tunggu, Pik! Jangan menuduh dulu. Siapa tahu ada kata-kata di undangan ini adalah sebuah teka-teki,” kata Bobo. “Hmm... Temui anak kelinci laki-laki berbaju biru... Apa maksudnya, ya?”
Bobo menoleh ke sana kemari dan mulai mencari. “Cari apa, Bo?” tanya Coreng heran. “Tentu saja mencari anak laki-laki yang pakai baju biru,” jawab Bobo. Tapi, enggak ada anak-anak di sekitar rumah Kutu Buku.
“Itu anak laki-laki berbaju biru, sedang berkemah di rumah Nenek,” Upik bercanda sambil menunjuk foto Kutu Buku. Tiba-tiba Bobo berteriak, “Itu jawaban teka-tekinya! Kutu Buku ada di rumah Nenek. Ayo kita ke sana!”
“Selamat datang! Akhirnya kalian berhasil juga memecahkan teka-tekiku!” sambut Kutu Buku ketika anak-anak sampai di rumah Nenek. “ Tentu saja! Aku yang menemukan petunjuknya,” sahut Upik dengan bangga.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR