Sudah beberapa hari ini ada banyak orang di halaman rumah Datuk. Orang-orang itu adalah para pekerja yang sedang mengerjakan pekerjaan di halaman. Mereka membuat jalan setapak yang dapat dilalui kursi roda.
“Nah, nanti kalau jalan setapak ini sudah jadi, teman-teman Datuk dapat lebih mudah ke sini,” ujar Datuk.
“Teman-teman Datuk yang berkursi roda, ya?” tanya Rudi.
“Bukan hanya itu. Teman-teman Datuk yang bersepatu roda juga pasti senang,” jawab Datuk.
“Benar sekali!” sahut Runi yang berada di teras. Ia memakai sepasang sepatu roda.
“Sebelum jalan setapak ini jadi, aku terpaksa bermain di lorong-lorong dalam rumah,” sambung Runi lagi.
“Kamu yang menjatuhkan majalah di lorong, ya?” tuduh Rudi.
“Aku enggak sengaja, kok,” kilah Runi. Kedua anak itu segera berdebat sengit.
“Sudah… Sudah… Jangan bertengkar,” lerai Datuk.
Kedua anak itu berhenti berdebat. Perhatian mereka teralih kepada kertas besar yang ada di tangan Datuk. Kertas yang ukurannya sebesar koran itu bergambar sebuah taman yang indah.
“Lihat! Halaman kita akan jadi seperti ini,” ujar Datuk sambil membentangkan kertas itu.
“Wow! Bagus sekali. Aku sudah tak sabar melihatnya,” seru Runi kagum.
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR