“Pergilah ke istana Raja Moris. Katakan pada Raja Moris, aku ingin melamar puteri bungsunya yang cantik. Puteri Lidya.”
Bu Varka agak ragu saat mendengar permintaan Kepiting Emas. Namun, ia tetap pergi menghadap Raja Moris dan menceritakan maksud Kepiting Emas. Raja Moris yang bijaksana tidak menolak permintaan Kepiting Emas.
“Mungkin si Kepiting Emas adalah pangeran sakti yang menyamar. Aku harus mengajukan permintaan,” pikir Raja Moris. Maka, ia pun berkata pada Bu Varka,
“Ibu tua, katakan pada Kepiting Emas bahwa saya mengijinkan puteri saya dilamar. Namun, besok pagi, dia harus selesai membangun dinding di depan kastil saya. Tinggi dinding itu harus jauh melebihi menara istana saya. Dinding itu harus ditumbuhi berbagai bunga cantik.”
Bu Varka pun pulang ke rumahnya dan menyampaikan pesan itu pada Kepiting Emas. Hewan ajaib itu langsung memberikan sebatang tongkat emas pada Bu Varka.
“Pukulkanlah tongkat ini tiga kali di atas tanah yang ditunjukkan oleh Raja Moris kepadamu tadi. Besok pagi, akan tumbuh tembok tinggi di sana.”
Bu Varka melakukan perintah Kepiting Emas. Keesokan paginya, saat Raja Moris bangun pagi dan membuka jendela, ia sangat terkejut. Tampak dinding tinggi di depan matanya. Dinding itu ditumbuhi berbagai bunga cantik.
Bu Varka segera menemui Raja Moris dan berkata, “Perintah Yang Mulia telah dipenuhi Kepiting Emas…”
“Bagus!” kata Raja Moris. “Tapi lamarannya belum bisa saya terima, kecuali Kepiting Emas bisa membuat sebuah taman di depan istana saya. Taman itu harus dihiasi tiga air mancur. Yang pertama, mengeluarkan perak. Yang kedua, mengeluarkan emas. Dan yang ketiga, mengeluarkan berlian…”
Bu Varka terdiam mendengar permintaan Raja Moris. Namun, ia segera pergi ke tempat yang dimaksud Raja Moris. Di situ, ia memukul tiga kali di tanah dengan tongkatnya.
Keesokan paginya, keajaiban terjadi lagi. Di depan istana Raja Moris, kini ada taman indah, lengkap dengan tiga air mancur seperti yang diminta Raja Moris.
Kali ini, Raja Moris menepati janjinya. Hari pernikahan Putri Aleka dan Kepiting Emas pun siap dipestakan.
Source | : | dok. Majalah Bobo,folklore yunani |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR