Dahulu kala di Yunani, hiduplah seorang nelayan tua bernama Pak Varka berserta istrinya. Setiap pagi, si nelayan pergi memancing ke sungai. Apapun ikan hasil tangkapannya, selalu ia jual ke istana Raja Moris.
Suatu hari, di antara ikan-ikan hasil tangkapan Pak Varka terdapat seekor kepiting bercangkang emas. Pak Varka sangat kagum melihat warna cangkangnya yang berkilau sangat indah. Ketika sampai di rumah, ia meletakkan semua ikannya ke baskom besar di dapur. Sementara kepitingnya ia masukkan ke bakul anyaman dan ia letakkan di rak lemari yang teratas.
Tak lama kemudian, Bu Varka mulai membersihkan ikan-ikan di baskom itu. Betis Bu Varka tampak hitam tercoreng arang dapur. Tiba-tiba mendengar suara dari atas rak,
“Betismu kotor. Segera bersihkan…”
Bu Varka membalikkan tubuhnya dengan heran. Ia mencari asal suara itu dan menemukan si Kepiting Emas di dalam bakul anyaman.
“Apa kau yang tadi berbicara, hei Kepiting Emas?” tanya Bu Varka ragu.
Ia lalu meletakkan Kepiting Emas di sebuah piring di atas meja.
Ketika Pak Varka pulang untuk makan malam, mereka mendengar suara dari piring tempat si Kepiting Emas,
“Bolehkah aku ikut makan malam juga?”
Pak Varka dan Bu Varka sangat terkejut. Namun mereka buru-buru pergi ke dapur mengambilkan sepiring makanan untuk Kepiting Emas. Saat kembali ke meja makan, betapa terkejutnya mereka. Tampak setumpuk emas di atas meja makan. Betapa gembiranya Pak Varka dan Bu Varka.
Sejak hari itu, setiap akan makan malam, mereka selalu mendapatkan setumpuk uang emas di atas meja makan.
Pada suatu hari, Kepiting Emas berkata kepada Bu Varka,
Source | : | dok. Majalah Bobo,folklore yunani |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR