Beberapa saat kemudian, keluar dari hutan seorang gadis cantik. Ia meluncur di atas rumput dengan sangat ringan hingga kakinya hampir tidak menyentuh tanah. Ia menuju ke kolam mata air ajaib.
Magia memandang ke bulan purnama, lalu berlutut dan membasahi wajahnya sembilan kali dengan air dari kolam mata air. Ia lalu menengadah ke bulan lagi dan berjalan sembilan kali mengelilingi kolam mata air sambil bernyanyi.
“Bulan purnama dengan cahaya berpendar… Buatlah kecantikanku tidak pudar
Walau cahaya purnamamu memudar… Jangan biarkan pipiku tidak segar
Biarlah Magia bagai bunga mekar…”
Lalu ia mengeringkan wajahnya dengan rambut panjangnya, dan hendak pergi. Namun matanya tiba-tiba melihat ke tempat Leopold duduk. Ia berbalik ke arah pohon itu. Leopold bangkit berdiri dan menunggu. Magia berkata,
“Kau harus mendapat hukuman berat karena telah melihat upacara rahasiaku di bawah sinar rembulan!”
Leopold terdiam tak bersuara.
(Bersambung)
Adaptasi cerita oleh: L. Olivia
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR