Saat pergi ke Kota Bandung, kita pasti disarankan untuk mengunjungi kawasan Braga. Selain memiliki bangunan tempo dulu, kawasan itu juga dipenuhi oleh penjual lukisan. Ada yang tahu dari mana lukisan itu berasal?
Ternyata, lukisan-lukisan itu berasal dari Jelekong, sebuah kampung yang berada di Kecamatan Baleendah, Bandung. Di kampung ini, mayoritas warganya berprofesi sebagai pelukis. Menurut sensus pada tahun 2015, jumlah pelukis yang ada di kampung Jelekong mencapai 600 orang.
Diajarkan Turun-Temurun
Menurut Pak Didi Suryadi, salah seorang pemiliki galeri lukis, orang yang mengenalkan seni lukis kepada kampung ini adalah Pak Odin Rohidin. Awalnya, Pak Odin hanya mengajarkan cara melukis kepada keluarganya. Setelah itu, barulah beliau mengajarkan seni lukis kepada warga sekitar. Tradisi mengajarkan seni lukis itupun terus dilakukan secara turun temurun, termasuk oleh Pak Didi sendiri.
Bagi Pak Didi, melukis merupakan sebuah warisan. Agar tidak punah, beliau selalu mengajak anak-anak di kampungnya untuk belajar melukis. Beliau yakin, jika sudah suka melukis, anak-anak itu pasti akan terus melukis hingga dewasa.
Belajar Segala Hal
Saat pertama kali belajar melukis, anak-anak di kampung Jelekong akan melakukannya di atas kertas. Jika sudah terbiasa, barulah mereka melukis di atas kanvas. O iya, lukisan yang pertama kali diajarkan biasanya membuat ikan koi.
Selain melukis, mereka juga diajarkan hal-hal lain yang berhubungan dengan lukisan, misalnya: cara mencampur bahan cat lukis, cara membuat kanvas, hingga cara menempelkan kanvas dengan bingkai kayu.
Tak Hanya Kuas
Selain menggunakan kuas, seniman lukis di Jelekong juga terbiasa menggunakan pisau palet hingga potongan sandal jepit sebagai alat lukis. Alat-alat itu akan menghasilkan lukisan yang berbeda.
Lukisan yang dibuat dengan kuas biasanya tipis, sedangkan lukisan yang dibuat dengan pisau palet biasanya bertekstur. Nah, kalau lukisan yang dibuat dengan potongan sandal jepit biasanya sedikit tipis, tapi tak setipis lukisan kuas.
Membuat Bahan Sendiri
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR