Sesaat kemudian, muncul kepala Hans di permukaan danau. Mata Hans menatap sedih ke arah Berta.
“Haaaansss…” teriak Berta terkejut dan sedih.
Akan tetapi, sebuah gelombang lain datang, dan menyapu kepala Hans. Hans tenggelam lagi ke dalam danau tanpa sempat berkata-kata. Permukaan danau itu kini tenang lagi seperti tidak terjadi apa pun.
Berta kembali menangis sedih. Ia berkeliaran selama berhari-hari dengan putus asa. Dan pada suatu malam, ia ia kembali tertidur nyenyak karena kelelahan. Di dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu lagi dengan Nek Traumi.
Keesokan paginya, Berta pergi lagi ke padang rumput berbunga ungu. Ia mencari Nek Traumi di pondok kayu nenek itu. Berta menceritakan kegagalannya menyelamatkan Hans dari dalam danau. Nek Traumi sekali lagi memberi nasihat,
“Pada malam pertama bulan purnama berikutnya, pergilah ke danau dekat penggilingan itu lagi. Bawalah seruling emas, dan mainkan sebuah lagu di tepi danau. Setelah itu, letakkan seruling itu di tepi danau.”
Pada malam pertama bulan purnama berikutnya, Berta pun melakukan seperti yang dianjurkan Nek Traumi. Ia memainkan seruling emas di tepi danau, lalu meletakkan seruling itu di tepi danau.
Tak lama kemudian, gelombang besar muncul dan menyapu seruling itu dari tepi danau. Sesaat kemudian, muncul juga kepala Hans. Kali ini, tubuhnya terlihat sampai ke dada. Hans menatap istrinya dengan sedih dan mengulurkan kedua tangannya ke arah Berta, seakan meminta tolong.
“Haaansss… pegang tangankuuu…” teriak Berta sambil menjulurkan tangannya sejauh mungkin ke arah Hans. Namun, tiba-tiba gelombang besar lain muncul, dan menyeret Hans sekali lagi masuk ke dalam danau.
Berta yang sempat gembira melihat suaminya kembali, kini kembali putus asa. Ia menyesal tidak berhasil meraih tangan Hans yang sudah ada di depan matanya tadi.
Berta kembali tenggelam dalam kesedihannya. Dan ketika ia tidur malam, sekali lagi ia bermimpi yang sama. Berta pun mengunjungi Nek Traumi di padang bunga ungu, sekali lagi.
Kali ini, Nek Traumi menyuruhnya membawa roda pemintal benang yang terbuat dari emas ke tepi danau. Berta melakukan hal yang disarankan Nek Traumi. Di malam pertama bulan purnama, ia duduk di tepi danau dan memutar roda pemintal benang yang terbuat dari emas itu.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR