Apakah ada perubahan di stasiun commuter line yang kamu perhatikan beberapa bulan belakangan ini?
Nah, coba perhatikan loket-loket yang dulunya menjual kartu atau tiket commuter line. Beberapa stasiun sudah tidak memiliki loket penjualan tiket lagi. Lalu, bagaimana caranya membeli tiket?
Barisan Vending Machine Merah
Beberapa orang yang datang ke kantor atau sekolah masih kebingungan mencari loket, lalu beberapa petugas akan mengrahkan mereka ke mesin-mesin berwarna merah. Itulah dia vending machine yang diluncurkan oleh PT KAI. Mesin berwarna merah ini memang sengaja digunakan untuk perlahan-lahan menggantikan loket kereta.
Mirip Mesin ATM
Bentuk Vending Machine ini mirip dengan mesin ATM. Bisa berfungsi untuk membeli Kartu THB (Tiket Harian Berjaminan), mengisi ulang THB, dan mengisi ulang KMT (Kartu Multitrip). Namun, mesin THB berbeda dengan mesin KMT. Cara membedakannya adalah Mesin THB lebih besar daripada mesin KMT.
Petunjuk akan muncul di layar sentuh, mulai dari memilih aktivitas yang akan dilakukan, memilih stasiun, atau mengisi saldo. Penumpang kereta tinggal mengikuti petunjuk sampai akhirnya transaksi selesai dilaksanakan.
Gunakan Uang Pas
Hal yang sering dilupakan adalah pentingnya menggunakan uang pas saat melakukan transaksi. Padahal, untuk memakai mesin ini, uang maksimal yang digunakan bernilai Rp20.000,-. Jika menggunakan uang kertas yang nilainya lebih dari itu, tidak bisa dilakukan langsung, tetapi harus mengulang transaksi beberapa kali. Contoh, ingin mengisi Rp40.000,-, harus melakukan dua kali transaksi isi ulang Rp20.000,-.
Namun, jangan khawatir jika ingin memgisi kurang dari jumlah uang yang dimasukkan karena mesin ini bisa mengeluarkan uang kembalian.
Nah, jika kamu masih bingung menggunakannya, bisa meminta tolong kepada petugas kereta yang ada di sekitar sana atau orang dewasa terdekat. Jangan lupa untuk antri ketika ingin bertransaksi dengan mesin berwarna merah ini.
Teks dan Foto: Putri Puspita | Bobo.ID
10 Kata Berawalan Ber- yang Berubah Jadi Be-, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR