“Mengapa kau terlihat sedih, sahabatku?” tanya Katya. Volya menceritakan tugas dari Raja Feliks yang sangat mustahil itu.
Katya hanya tersenyum, lalu berkata, “Itu bukan tugas yang mustahil. Sekarang, lebih baik kau tidur saja. Semua pasti beres!”
Volya mendengarkan nasihat Katya. Ia pun pergi tidur.
Ketika Volya sedang tertidur pulas, Katya mengambil selendang sulamannya, lalu mengibaskannya. Muncullah seekor katak besar, berdiri di depannya.
Katak itu berkata, “Apa yang kau ingini, Katya yang cantik?”
Katya berkata, “Nenek Katak, tolong bawakan aku seekor domba berbulu emas, yang terikat pada tiang perak di Pulau Tembaga yang berada di tengah laut.”
Nenek Katak terdiam, lalu berkata kepada dirinya sendiri, “Mengapa Katya meminta sesuatu yang sangat sepele?” Ia lalu melompat pergi dari rumah itu.
Nenek Katak lalu kembali sebelum matahari terbit. Ia membawa domba berbulu emas. Saat bangun pagi, Volya sangat gembira melihat domba itu sudah ada di halaman rumahnya. Ia segera memberikannya kepada Raja Feliks.
Raja Feliks terpaksa memberi Volya hadiah seribu koin emas, sesuai janjinya. Domba itu diletakkan di taman istana.
Dengan jengkel, Raja Feliks kembali memerintah penasihatnya untuk mencarikan tugas sulit lain.
Sang Penasihat Raja tidak mau bersusah payah untuk berpikir. Ia bergegas pergi ke taman dan meminta nasihat kembali pada si pengemis.
Setelah mendapatkan makanan lezat, pengemis itu berkata, “Jadi, Volya menemukan domba itu?! Kalau begitu, sekarang suruhlah dia mencari kucing pengantar tidur yang terikat pada tiang emas di Pulau Perak di tengah laut. Saat kucing itu mengeong, semua orang dalam radius seribu kilometer akan tertidur.”
Tanpa berterimakasih pada si pengemis, Sang Penasihat bergegas pergi menemui Raja Feliks.
(Bersambung)
Teks: Adaptasi dari Dongeng Rusia / Dok. Majalah Bobo
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR