Akan tetapi, semua itu ternyata hanya pura-pura. Putri Pertama sebetulnya sangat kesal karena akhirnya ada pemuda yang berhasil melamarnya. Ia curiga pada Mikita yang tadi tampak berbisik ke telinga Raja Vasil. Putri Pertama ingin membalas dendam pada Mikita, namun ia tak tahu, yang mana Mikita yang asli.
Pesta besar betul-betul diadakan oleh Putri Pertama. Pesta itu berakhir larut malam sehingga mereka semua tertidur kelelahan di istana keduabelas putri.
Akan tetapi, Putri Pertama ternyata tidak tidur. Ketika semua orang sudah nyenyak, ia pergi ke ruangan tempat semua Mikita tertidur. Keduabelas Mikita tampak tidur di tempat tidur yang berbalut bulu-bulu angsa putih. Tangan mereka semua terlihat di kepala mereka. Mereka semua juga mendengkur keras.
Putri Pertama lalu berkata, “Putri Pertama berdiri di tempat ketiga dari sebelah kanan.”
“Tidak, dia berdiri di tempat ketiga dari sebelah kiri,” gumam Mikita yang asli, mengigau dalam tidurnya. Ia lalu mendengkur lagi.
Putri Pertama langsung tahu, itulah Mikita yang asli. Maka, ia berjinjit ke tempat tidur Mikita asli, dan mengambil sepatu kirinya. Putri Pertama lalu buru-buru pergi dari situ.
Pagi harinya, Mikita bangun dan terkejut melihat sepatu kirinya hilang. Ia curiga telah terjadi sesuatu yang mencurigakan tadi malam. Maka ia bergegas menyembunyikan semua sepatu kiri Mikita-Mikita lainnya.
Ketika mereka semua berkumpul untuk sarapan, Putri Pertama berkata, “Aku menemukan sebuah sepatu kemarin. Apakah ini milik salah satu dari antara kalian?”
Semua Mikita menjawab bahwa itu mungkin milik mereka. Sebab mereka semua telah kehilangan sepatu kiri. Putri Pertama mengerutkan kening dan bertambah marah. Ia melihat ke arah Raja Vasil dan berkata,
“Kau telah mengenaliku kemarin dari antara adik-adikku. Aku bersedia menjadi permaisurimu. Tapi besok pagi, kau harus membawakan sepasang sepatu pernikahan yang istimewa. Jika gagal, maka kau akan kuhukum, rambutmu akan kupotong.”
Sang Raja menjadi sedih lagi dan menghadap Mikita sekali lagi untuk meminta nasihat.
“Tenang saja, Yang Mulia... Kita pikirkan jalan keluar masalah ini besok,” hibur Mikita.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR